harianmerapi.com - Malik sedikit lega karena bukan hantu yang menemuinya. Melihat waktu yang dibicarakan, dirinya segera berkemas-kemas untuk pulang.
Hatinya memang mudah gelisah serta panik, entah kenapa seperti tengah kacau. Hal itu terjadi sejak ia berkenalan dengan Jurig Jarian di kedai kopi. Ia juga jadi bernafsu minum kopi.
“Baik pak Mar. Kalau begitu saya...”
“Sebentar, kok kayak bau bangkai tikus ya? Wah iya bau sekali! Bantu saya cari sumbernya pak Malik.”
Baca Juga: Kebelet Pipis Saat Ujian di Musim Hujan dan Tukang Loper Koran Jatuh di Kubangan Air
Malik merasa aneh, dirinya tidak mencium bau apa pun terlebih bangkai hewan.
Segala sudut dinding dan lemari telah dicek, tidak ada tanda-tanda semut yang mengeroyok benda yang dimaksud. Mereka berdua akhirnya menyerah.
“Sudah Pak. Besok saja, biar paginya dicek petugas kebersihan saja. Mari kita pulang.
Duluan saja, biar saya yang mematikan perangkatnya, kan rumahmu itu lebih jauh, takutnya nabrak magrib.” Terang atasannya.
Baca Juga: Rumahku Bukan Surgaku 9: Nyaris Direnggut Mau Akibat Ketergatungan Narkoba
“Baik pak Mar, terima kasih, saya pamit Pak. Mari.”
Melihat Malik pergi dan menutup pintu. Atasan tersebut tidak lagi mencium bau busuk di ruangan, kembali dihirup dalam-dalam udara dan aroma tidak mengenakkan tadi sudah hilang.
Layar monitor masih menyala, ia mencoba mematikan namun di samping papan ketik terdapat lima gelas kotor yang berisi kopi bekas minuman bawahannya.
Baca Juga: Ritual Tepung Alam Eling Purwa 2: Bermakna Mengenal Sifat dan Tanda-tanda Alam Sekitar Gunung Merapi
“Wah, wah! Tumben pak Malik ngopi sampai bergelas-gelas. Tapi kuat enggak ya lambungnya.”
Tiba-tiba suara pintu serperti membuka dan menutup kencang. Jeglek!
Terkejutlah atasan Malik yang sedang fokus mematikan monitor dan mengingat gelas-gelas kopi.