Topeng Lengger Dusun Kledung 2: Dianggap Sakral, tapi Tari Topeng Bisa Digelar Kapan Saja

photo author
- Jumat, 29 Oktober 2021 | 12:10 WIB
                   Muh Yoto memanjatkan doa saat Jamasan Topeng lengger.             (Dok. Amat Sukandar)
Muh Yoto memanjatkan doa saat Jamasan Topeng lengger. (Dok. Amat Sukandar)

harianmerapi.com -Tari Topeng lengger juga disebut Tayub Topeng. Karena tarian lengger ini turunan dari Tari Tayub yang berkembang dan tersebar di Tanah Jawa dengan berbagai versi.

Ada perbedaan antara Tari Topeng lengger dan Tari Tayub. Untuk penari tayub harus perempuan yang masih perawan. Untuk tari Topeng Lénggér penarinya bisa diperankan perempuan mau pun laki-laki.

Kesenian tari Topeng lengger di dusun Kledung Kulon desa Sutopati Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan sampai kini masih lestari.

Baca Juga: Misteri Rintihan Pilu dari Pohon Jambu

Kesenian ini dalam tembang-tembangnya berisi nasehat dan pesan kepada penontonnya yang mengajak untuk membela kebenaran dan menjauhi keburukan.

Tari Topeng lengger masuk dan berkembang di desa Sutopati yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Wonosobo. Desa ini berada di sisi selatan lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian sekitar 1.250 meter di atas permukaan laut.

Di dusun Kledung Kulon, jumlah topeng yang digunakan dalam tari ini ada 120 buah dengan berbagai macam topeng tokoh-tokoh cerita. Penggunaan topeng yang ditampilkan dalam setiap pertunjukan sesuai dengan lakon yang digelar.

Baca Juga: Gara-gara Bapak Suka Nonton Video Porno

Walau dianggap sebagai tari yang sakral, tidak ada waktu khusus untuk pertunjukan tari ini.
Tari topeng lengger dapat digelar kapan saja dan di mana saja. Pementasan tari Topeng lengger yang bernuasa sakral ini tidak lepas dari sesaji yang harus ada dalam setiap pagelaran.

Untuk melestarikan kesenian Tari Topeng lengger dan menjaga kesakralannya, setiap bulan Sapar pada hari Selasa Pahing di dusun Kledung Kulon desa Sutopati dilaksanakan acara ritual Jamasan Topeng lengger dalam rangkaian acara tradisional ‘Merti Dusun’.

Tahun ini, Jamasan Topeng lengger dilaksanakan pada hari Selasa Pahing tanggal 28 September 2021 M atau 20 Sapar 1955 Alip yang lalu. Ritual ini dipimpin sesepuh seniman Tari Topeng lengger Muh Yoto, 87 tahun.

Baca Juga: Arwah Pak Kardin Hanya Mau Kue Apem Bikinan Bu Sujak

Karena masih di tengah suasana pandemi Covid-19, ritual Jamasan Topeng lengger dilaksanakan sederhana dengan peserta terbatas. Rangkaian acara Merti Dusun ini, usai ritual Jamasan Topeng lengger digelar kesenian Tayub dengan para penari ‘tledhek’ dari daerah Wonosobo dan Yogyakarta.

Acara tahunan ini telah menjadi tradisi yang sampai kini masih lestari dan merupakan hiburan bagi warga masyarakat. (Ditulis: Amat Sukandar) *

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X