Baca Juga: Khasiat Wedang Uwuh untuk Lancarkan Sirkulasi Darah
“Kurang ajar kamu Kang Jarni, anak–anak tanpa dosa seperti mereka kamu korbankan menjadi tumbal,” batin Iyah.
Iyah keluar ruangan dengan air muka merah padam penuh kemarahan. Ia keluar dari rumah dengan mengendarai motor, dan membawa jerigen.
Saat Kembali jeriken sudah terisi bensin. Ia menyirami ruang kerja suaminya dengan bensin. Kemudian dia bakar ruang itu.
Baca Juga: Sedekah Bumi, Budaya Saparan di Dusun Tetep, Randuacir Salatiga
“Aku harap kamu juga mati terbakar Kang Jarni,” ucap Iyah lalu meninggalkan rumah itu. - Habis (Seperti dikisahkan Fitriati Arina Manasikana di Koran Merapi)