BERMAIN kartu menjadi kesukaan sebagian orang. Meski kadang tak memakai taruhan uang, tapi hanya digunakan sebagai pengisi waktu saat ada acara jagongan di tempat orang hajatan. Namun suasana jadi lain, ketika muncul cerita misteri di balik permainan tersebut.
Ada yang tidak wajar dalam permainan kartu remi malam itu. Sudah lima kali kasutan, perolehan nilai akhir peserta sama persis. Pak Guru Mijo memperoleh nilai +17, Miduk -5, Dalhar -20, dan Kisnadi -17 (semua bukan nama sebenarnya].
"Kok bisa ya? Sudah lima kali kasutan nilainya sama terus?" gumam Miduk.
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 23: Tak Semudah Membalikkan Tangan
"Gimana Pak Guru Mijo kok bisa begini?" sahut Dalhar melontar tanya kepada peserta main yang duduk di sebelahnya.
"Mungkin karena besuk tanggal 17," jawab Pak Mijo lirih dan klecam-klecem.
Penampilan Pak Guru Mijo yang mengajar di SD Negeri Semanu, Gunungkidul pada acara jagong bayi di rumah Mino (bukan nama sebenarnya) ini memang agak berbeda. Sejak tadi dia lebih banyak diam dan berkali-kali menatap ke sudut atas ruangan.
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 20: Sedihnya Ditinggal Orang-orang Tercinta
Mungkinkah dia sedang bermasalah? Ataukah karena kelelahan? Sebab dia baru saja tiba di rumahnya setelah menempuh perjalanan dari Semanu ke Godean dengan sepeda motornya?
Acara jagong bayi itu kemudian berakhir pukul 22.30, Para pejagong merasa kasihan pada tuan rumah. Karena beberapa hari sebelum melahirkan istri Mino dirawat di rumah sakit dan bayi yang dilahirkan juga dalam kondisi sangat memprihatinkan kesehatannya.
Artikel Terkait
Bulus Penghuni Sungai Widas itu Minta Dikembalikan
Anak Tenggelam di Sendang, Setelah Warga Mengabaikan Ritual dan Norma-norma
Pria Jomblo Dikerjain Makhluk Cantik
Ternyata Aku Membuatkan Teh Hangat untuk Arwah Bu Rasmi
Lebaran di Kampung Gaib 1: Miris dengan Kemiskinannya Sendiri