SEPENINGGAL Sunan Kalijaga dakwah Islam di kawasan Tembarak dilakukan oleh seorang wali muda pengembara dari negeri Timur Tengah bernama Adam Muhammad. Dia kemudian menggantikan Imam Sabe, sebagai imam masjid ini.
Pada masa ini imam masjid Kyai Adam Muhammad, juru kunci Kyai Pahing dibantu keturunan Imam Sabe. Kala itu dakwah Islam di Tembarak semakin berkembang, sehingga ada seorang pangeran dari Kasunanan Surakarta, Pangeran Suryaningrat yang nyantri di sini sampai akhir hayatnya.
Nyai Brintik dan Suryaningrat dimakamkan di dusun Jokopati (sebutan Suryoningrat karena ketika meninggal masih perjaka), sebuah dusun sekitar satu kilometer sebelah barat desa Menggoro.
Baca Juga: Misteri Pring Petuk 3: Surau yang Semalam Bersih, Sekarang Kotor dan Seram
Bagi yang percaya, makam ini menjadi tempat ziarah bagi mereka yang mempunyai tujuan atau cita-cita tertentu.
Ratusan tahun kemudian dengan banyak berganti pengelola, keadaan masjid Menggoro tampak sedikit kurang terawat. Pada tahun 1932 dilakukan rehabilitasi masjid yang pertama kali oleh Bupati Temanggung kala itu, Tjokro Sutimo.
Bangunan masjid diperluas menjadi ukuran 7 meter × 8 meter, namun tidak merubah bentuk dan desain masjid yang asli. Perluasan ke arah belakang dan ke samping, karena di depan masjid ada kolam.
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 28: Menjatuhkan Pilihan Hati dengan Hati-hati
Tiang induk di tengah masjid ada beberapa yang terpaksa diganti karena lapuk dimakan usia. Dari 16 tiang yang masih ada ukirannya ada 9 buah, tiang kayu jati bundar berdiameter sekitar satu meter. Di halaman masjid di bangun gapura ada tulisan Jawa Kuna, “Resa Brahmana, Resi Bumi”.
Apa makna tulisan ini? Belum ada orang yang mengetahuinya. Seperti ditulis almarhum Thohuri Ms, M.Ag, dalam blog ‘istanakecilku’ Kyai Pahing meninggal dan dimakamkan di Dusun Ngabean Menggoro begitu pula Nyai Pahing.
Kyai Adam Muhammad meninggal yang kemudian di makamkan di depan masjid, di antara pohon tanjung, yang sampai sekarang makam tersebut masih ada dan berada di depan masjid tepat gapura pintu masuk ke masjid.
Baca Juga: Yang Diajak Nonton di Bioskop Ternyata Saudara Kembar Pacar yang Sudah Meninggal
Namun untuk beberapa tahun lamanya, warga desa setempat tidak tahu dengan pasti, di mana sebenarnya makam Kyai Pahing. (Ditulis: Amat Sukandar)