Mbah Kyai Pahing 2: Tradisi Jum'at Pahingan Terkenal karena Adanya Mitos

photo author
- Jumat, 24 September 2021 | 07:27 WIB
                 Keadaan Masjid Menggoro saat ini               (Dok. Amat Sukandar)
Keadaan Masjid Menggoro saat ini (Dok. Amat Sukandar)

KARENA setiap kegiatan mujahadah banyak pengunjung yang membutuhkan makan dan minuman, maka Nyai Pahing (istri Kyai Pahing) berjualan di seberang masjid dengan menjual makanan dan minuman kebutuhan para pengunjung.

Kegiatan ini masih dilestarikan, bahkan berkembang sampai saat ini. Setiap hari Kamis Legi malam Jum’at Pahing keadaan desa Menggoro sangat ramai peziarah, jumlahnya sampai ribuan.

Sehingga ada ‘pasar tiban’ di desa ini. Penjualnya tidak hanya dari desa setempat, tetapi juga dari kota Temanggung dan daerah lainnya.

Baca Juga: Misteri Pring Petuk 2: Tiba-tiba Muncul Sosol Laki-laki

Tradisi Jum’at Pahingan ini terkenal, karena adanya mitos – mitos yang tersebar dari mulut ke mulut. Biasanya mereka yang dapat berhasil menggapai cita-citanya karena berkunjung, mujahadah, ziarah di sini.

Ada beberapa mitos-mitos yang ada dan dipercaya di sini. Di antaranya, tiang masjid yang bertuah. Masjid Menggoro sebagai salah satu masjid peninggalan Wali, menurut kepercayaan peziarah adalah masjid yang bertuah.

Tiang penyangga masjid berjumlah 16 buah dan pada bagian atas tiang penyangga terdapat ukiran khas Sunan Kalijaga.

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 27: Takut Mudharatnya Pacaran

Menurut kepercayaan mereka, barang siapa yang berhasil merangkul tiang (saka) tersebut dengan satu tangan, dengan menempelkan ujung jarinya pada bahu sebelahnya menandakan semua hasrat dan keinginan serta usaha-usahanya akan berhasil dan mendapatkan keselamatan.

Tiang masjid yang dianggap bertuah ada di baris belakang (dekat pintu masuk) yang nomer dua dari kiri. Dengan seizin Allah SWT keinginan itu akan terkabul. Para pengunjung masjid Menggoro banyak pula yang membayar Nadar atau midhang.

Masjid Agung Menggoro dibangun oleh Sunan Kalijaga sekitar tahun 1424 M. Masjid ini berukuran 6 meter × 7 meter dengan 16 tiang penyangga. Masjid itu dibangun atas permintaan puteri Sunan Kalijaga yaitu Nyai Brintik, karena ketika anak-anak rambutnya brintik (keriting).

Baca Juga: Pentingnya Membangun Kesetiakawanan Sosial dalam Kehidupan Manusia

Masjid ini sebagai tempat pertemuan para Wali yang berdakwah agama Islam di kawasan Jawa Tengah selatan. Pembangunan masjid yang dirintisnya menjadi tugas Nyai Brintik untuk menyelesaikannya.

Masjid kuna rintisan Sunan Kalijaga ini memiliki ciri khusus, puncak tiang penyangga berukiran seperti tumpukan tatal (sisa-sisa serpihan kayu).

Masjid Menggoro ini corak ukir serta tiangnya sama dengan yang ada di masjid Pondok Jagalaga (asuhan Kyai Masruchan) sebelah selatan Kadilangu, Demak. (Ditulis: Amat Sukandar)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X