BERDASARKAN cerita orang-orang, Alas Mentaok tanahnya subur. Banyak sumber mata air di sana. Sehingga cocok dijadikan pemukiman warga.
Melihat potensi itu, Syekh Maulana Bakir tidak ingin membiarkan saja potensi sumber daya alam yang melimpah hanya karena kabar mistis.
Pagi hari Syekh Maulana Bakir dan Tumenggolo tiba di Alas Mentaok. Suasana hutan memang mencekam. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di hutan itu, gangguan-gangguan iblis sudah terasa.
Seperti tiba-tiba roda kereta yang dikendalikan oleh Tumenggolo tiba-tiba tidak bisa menggelinding, padahal jalannya mulus.
Baca Juga: Suka Mabuk-mabukan, Sudah Mati pun Masih Minta Arak
Tidak hanya itu suara-suara mistis pun sering terdengar. Beberapa kali Tumenggolo dipanggil oleh suara wanita. Suara itu sangat lembut bahkan menggoda.
“Kangmas capek ya menarik kereta? Mau aku pijit?” suara lembut berbisik di telinga Tumenggolo.
Seketika badannya merinding. Tumenggolo memang menarik kereta membawa perbekalan selama perjalanan. Ditambah jalan pegunungan yang naik turun membuat energinya terkuras. Mendengar tawaran menggoda itu Tumenggolo membayangkan hal yang tidak-tidak.
“Apa yang kamu pikirkan, Le?” suara Syekh Maulana Bakir membuyarkan lamunan Tumenggolo.
Baca Juga: Mengenal Sosok Semar 1: Tokoh Bijaksana dan Sakti dalam Dunia Mistis Jawa
“Mmmm.. maaf Guru. Baru saja aku mendengar bisikan wanita yang menggoda, membuat saya membayangkan hal yang tidak-tidak.” Jawab Tumenggolo melu.
“Aku tau kamu lelah karena jalan yang tidak rata, tapi tetaplah berpegang teguh pada hatimu, jangan mudah tergoda. Mintalah perlindungan pada Yang maha Kuasa agar dihindarkan dari godaan-godaan itu,” kata Syekh Mulana Bakir.
“Baik, Guru, maafkan saya.” Kata Tumenggolo.
Tumenggolo segera menguatkan hatinya agar tidak berfikiran macam-macam, hampur saja dia tergoda. Akhirnya dengan ilmu yang dimilikinya Tumenggolo berhasil menghalau gangguan-gangguan itu.
Baca Juga: Islam Sangat Menganjurkan Vaksinasi