Kuda yang ditunggangi Sutawijaya merupakan kuda betina yang sudah dipotong ekornya. Kuda jantan milik Arya Penangsang bisa melihat alat vital si kuda betina. Alhasil Gagak Rimang pun menjadi liar begitu tertarik dengan kuda betina Sutawijaya.
MELIHAT kondisi Gagak Rimang yang liar, Sutawijaya segera mengambil peluang dengan menusuk perut Arya Penangsang menggunakan tombak Kyai Plered.
Perut Arya Penangsang robek dan ususnya terburai, ususnya itu disampirkan pada pangkal keris pusakanya. Namun kekuatan Arya Penangsang tak dapat dianggap remeh meskipun terluka parah ia berhasil mencekik Sutawijaya.
“Bertarunglah dengan adil, jika ingin membunuh Sutawijaya kau harus menggunakan senjatamu,” teriak Ki Juru Martani.
Baca Juga: Gelut dengan Penunggu Loteng Toko
Mendengar teriakan Ki Juru Martani, Arya Penangsang pun mencabut keris pusaka Kyai Setan Kober yang terselip di pinggangnya.
Namun siapa sangka Arya Penangsang justru mati di tangan pusakanya sendiri. Ususnya terkena keris pusaka ketika akan mencabut kerisnya.
Rupanya Ki Juru Martani begitu lihai dalam menyusun strategi. Arya penangsang yang diliputi oleh emosi dapat dikalahkan dengan mudah berkat strategi Ki Juru Martani yang ia susun dengan matang.
Tak lama kemudian Pasukan Jipang dipimpin Patih Matahun menyusul. Melihat Arya Penangsang tewas mereka pun melakukan perlawanan untuk bela pati. Tentu saja ibarat anak ayam kehilangan induknya dapat di tumpas dengan mudah. Dalam peperangan ini Arya Mataram pun berhasil melarikan diri.
Baca Juga: Disetrum Penunggu Gedung Tua
Mendengar kabar Arya Penangsang telah terbunuh Ratu Kalinyamat pun menghentikan Topo Wudo. Kemudian ia memutuskan untuk kembali menjadi Bupati Jepara pada tahun 1549. Tempat pertapaan Ratu Kalinyamat dikenal dengan sebutan Jambul Uwanen.
Letaknya berada di Dukuh Sonder Desa Tulakan Donorojo. Hingga saat ini petilasan Ratu Kalinyamat di keramatkan dan menjadi tempat wisata sejarah di Kabupaten Jepara. Masyarakat sering mengdakan upacara sedekah bumi khususnya warga Kecamatan Keling.
Setiap malam Jumat Wage dipenuhi peziarah yang datang dari berbagai daerah. Para peziarah kebanyakan kaum perempuan yang ingin mendapatkan aura kecantikan Ratu Kalinyamat. Mereka mempercayai dengan mandi di sungai yang terdapat disekitar petilasan Ratu Kalinyamat maka akan nampak cantik.
Baca Juga: Mohammad Hatta Gagas Koperasi Untuk Menghadapi Kaum Kapitalis
Sementara ditempat lain Ki Juru Martani sedang mengatur siasat. Meskipun Arya Penangsang tewas di tangan Danang Sutawijaya namun Ki Juru Martani tidak melaporkan hal tersebut kepada Hadiwijaya.