"Nggih, Mbok," jawab Yu Centini sambil meringis menahan sakit.
Keesokan paginya Yu Centini ke sawah, sambil menahan rasa sakit perutnya yang belum kentut selama 4 hari.
Lubangnya masih mampet, tersumbat rapi. Selesai meletakkan bunga Yu Centini segera pulang.
Perutnya masih begah. Namun lega rasanya karena selepas Magrib Yu Centini sudah bisa kentut.
Perutnya perlahan tidak sakit, dan sehat kembali.
(Seperti dikisahkan Indri di Koran Merapi) *