Berbekal keahlian dan ‘jam terbang’ tinggi dalam dunia per-maling-an kayu hutan yang mereka miliki, beberapa batang kayu jati tua berhasil mereka robohkan.
Setelah dipotong-potong, kayu- kayu jati tersebut satu persatu dimuat ke atas kendaraan pikup yang telah mereka siapkan di pinggir hutan.
Dirasa semua beres, Benggol dan Bagor naik ke atas pikup.
Disusul Tarpono yang bertugas sebagai pengemudi. Pikup berjalan pelan.
Baru beranjak sekitar enam meter, terdengar suara riuh dari belakang pikup.
"Hoeee berhenti...! Hoeee berhenti...!" Bagor menoleh ke belakang.
"Ya, ampuuun, Kang. Serombongan perempuan mengejar kita. Tancap gas saja, Kang," teriak Bagor.
Spontan Tarpono menginjak pedal gas.
Baca Juga: Pengalaman misteri bertemu hantu wedon 3: Kapok ikut nongkrong dan ngobrol di depan teras
Dengan harapan rombongan perempuan tersebut tidak bisa mengejarnya.
Namun aneh. Jalannya pikup malah melambat.
Semakin lambat...dan akhirnya, greg! Mesin pikup mendadak mati.
Pikup berhenti dengan sendirinya.
Rombongan sosok perempuan berjumlah puluhan pun berdiri mengerumuni pikup bermuatan penuh kayu jati tersebut.