HARIAN MERAPI - Dalam dunia perkerisan banyak hal-hal unik sering terjadi dan itu jauh di luar nalar yang semestinya.
Ada tiga kriteria keris yang saat ini diamini oleh masyarakat pecinta keris dan masyarakat Jawa umumnya, yaitu keris sebagai pusaka, ageman dan keris tayuhan.
Tiga kriteria keris tersebut diungkapkan kolektor keris muda Sumijan (33), yang mukim di Maguwo, Banguntapan, Bantul, Rabu (21/9/2022).
Baca Juga: Satnarkoba Polres Sleman musnahkan narkotika jenis sabu seberat hampir 10 kg hasil sitaan Juli 2022
Menurut Sumijan yang mengaku mengkoleksi puluhan keris berbandrol puluhan hingga ratusan juta rupiah ini, pengelompokan keris menjadi tiga ini lebih dikaitkan dengan fungsi serta material dasar dan strata pemilik atau pemakainya.
Keris pusaka memiliki keunggulan dalam cara garap serta material yang digunakan pilih tanding artinya kualitas bagus dan pilihan.
Selain itu dalam penggarapannya dilambari sesuci dengan harapan pusaka itu memiliki tuah dan dapat menjadi wadah pulung atau wahyu.
"Keris pusaka ini dari proses pembuatan dan materialnya juga awisannya sangat diperhatikan tentu hasilnya memiliki kualitas yang bagus, biasa para raja dan adipati atau setidaknya patih yang memiliki jenis keris seperti ini," tutur Sumijan.
Baca Juga: Dampak penutupan jembatan Mojo, pelaku UMKM di Sukoharjo khawatir pengaruhi perdagangan
Sedangkan keris Ageman, lebih pada dominan menunjukan gebyar atau kemewahan yang biasanya disesuaikan dengan strata sosial pemiliknya.
Keris dalam kelompok ini biasanya dimiliki oleh mereka yang punya profesi dan bidang kerja disesuaikan dengan keseharian mereka, seperti pedagang, petani, tentara, pegawai.
Begitu pun dengan keris Tayuhan, jenis satu ini lebih menonjolkan pada sisi tuah atau lebih dominan pada manifestasi filosofinya.
Keris Tayuhan lebih kuat dalam keragaman ricikan yang biasa ada dalam bilah keris, karena secara filosofi ricikan keris memiliki makna kedalaman serta masih dipandang sakral dan punya nilai mistis.
Baca Juga: Mengenang tragedi kelam G30S PKI 1965, enam jenderal TNI AD dan satu perwira jadi korban