Setelah beberapa orang diberinya upas anglung itu dan berhasil.
Maka terujilah kemanjurannya akibatnya Pangeran Silarong menjadi tersohor di seantero kerajaan Mataram sebagai dukun sakti.
Baca Juga: Babad Tanah Jawi, Ki Juru Taman 3: Anjing Si Plonteng Mati Setelah Makan Darah Dalam Takir
Suatu saat ada orang datang kepadanya meminta obat penawar karena saudaranya terkena upas anglung.
Pangeran Silarong gugup dibuatnya, karena dia sendiri merasa tidak memiliki obat penawar tersebut.
"Sampeyan mesti punya obat penawarnya. Karena upas anglung toh asalnya dari sampeyan juga?" desak orang itu menuntut Pangeran Silarong.
"Sabar, sabar, Ki Sanak. Nanti pasti aku buatkan," jawab Pangeran Silarong sambil beringsut meninggalkan tamunya masuk ke dalam rumah.
Sesampai di dalam dia menemui istrinya sekaligus meminta pertimbangan wanita itu.
"Ini sebaiknya bagaimana, Diajeng? Sebab di ruang depan ada orang datang meminta obat penawar upas anglung? Padahal aku tidak memilikinya?, kata Pangeran Silarong kepada istrinya.
Baca Juga: Kaum Muda Lintas Agama dan Penghayat Kepercayaan Teken Deklarasi Setia pada Pancasila dan NKRI
"Uuuu, kamu itu memang dukun gombal kok, Kangmas. Bisa bikin upas kok tidak bisa bikin penawarnya?"
"Sudah! Sekarang berikan saja dia tanah yang ada dalam takirmu yang satunya itu! Katakan bahwa itu namanya jamu citrasekti yang ampuh melawan sebangsa upas atau racun-racunan," jawab istrinya rada-rada ngawur. (Ditulis: Akhiyadi) *