harianmerapi.com - Kisah perang Makassar lawan VOC. Keadaan pasukan Gabungan yang dipimpin Speelman sesungguhnya juga parah. Banyak personelnya yang terserang penyakit.
Tercatat ada 108 orang Belanda yang meninggal karena sakit. Bahkan wakil Speelman sendiri juga menderita sakit berat.
Akhirnya Speelman dengan dikawal 600 tentara Belanda membawa pulang mereka yang menderita sakit maupun meninggal dunia ke Batavia.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 1: Meriam dan Peralatan Perang Belanda Dirampas Daeng Popo
Tanggal 18 November 1667 Belanda mengatakan ingin berdamai dengan Sultan Hasanuddin dengan mengadakan perjanjian di Bongaya sebuah kota yang terletak di sebelah selatan Makasar.
Mengenai perjanjian yang katanya untuk mengakhiri perang ini terjadi perpecahan diantara para petinggi Makassar.
“Sultan, jangan layani permintaan Speelman untuk berdamai itu, pasti dia akan ingkar”, kata Karaeng Langkese menyarankan.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 2: Arupalaka Jengkel karena Pihak Belanda Ingkar Janji
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Raja Tallo dan juga Karaeng Popo.
“Lebih baik kita teruskan peperangan ini. Kita masih sanggup meski bertahun-tahun lagi”.
Sultan Hasanuddin mengangguk-angguk, “Ya. Di antara kita banyak berbeda pendapat. Para pemimpin tidak sedikit yang menyarankan agar ditempuh cara perdamaian,"
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 3: Belanda Sulit Menggempur Kapal-kapal Kecil yang Selalu Bergerak
"Rakyat sudah lelah berperang dan beaya sudah banyak yang kita habiskan untuk perang”, jawab Sultan Hasanuddin.
Akhirnya diterimalah tawaran perjanjian dari Belanda tersebut.
Perjanjian Bongaya itu terdiri dari 30 pasal dan yang terpenting adalah: