Lola seolah hilang ditelan bumi. Merasa kelelahan, Puma pun pulang ke rumah apda dini hari.
Dengan kondisi pikirah yang kusut, maka Puma melampiskan kekesalannya dengan mengamuk sejadi-jadinya.
Baru kali ini Puma merasa telah dikecewakan orang.
Selama ini Lola memang telah membuat ia kecewa lewat penolakan cintanya.
Namun Puma tak menduga Lola masih berani melakukan pembangkangan setelah resmi menjadi istrinya.
Semua barang yang ada di rumah menjadi sasaran kemarahan Puma.
Ia seperti orang kesetanan dalam melampiaskan kemarahannya.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 5: Warga Berbondong-bondong untuk Pesta Demokrasi Memilih Pemimpin Baru
Bagaimana mungkin, seorang istri pergi meninggalkan rumah begitu saja tanpa izin suami.
Kebahagiaan belum lama ia nikmati bisa tinggal serumah dengan Lola, meski Lola sendiri seperti ada keterpaksaan.
Bagi Puma itu tidak penting, karena tujuannya sudah tercapai.
Ia juga yakin Lola lama-lama akan bisa menerima kenyataan sebagai istrinya.
Tapi ternyata harapan itu musnah hanya dalam sekejap mata. (Bersambung) *