Mereka kemudian mengerjakan kuwajibannya menguburkan mayat-mayat sahabatnya yang menjadi korban.
Peperangan memang kejam tetapi manusia tidak segan melakoninya.
Sebab kemerdekaan diri dan kemerdekaan bangsanya harus tetap ditegakkan dengan pengorbanan yang terkadang begitu mahalnya.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 4: Belanda Berkirim Surat Minta Agar Sultan Hasanuddin Menyerah
Tengah malam prajurit mata-mata Makassar mendapat informasi dan langsung dilaporkan kepada Karaeng Bonto Majanang agar diteruskan kepada Sultan Hasanuddin.
“Besuk pagi pasukan gabungan yang dipimpin Speelman akan menyerang Sombaopu”, kata Prajurit mata-mata itu.
“Oooo, begitu? Terus?” Karaeng Bonto Majanang menjawab sekalian bertanya.
“Riciannya begini. Dari arah utara pasukan Soppeng dan Ternate akan menyerang kota Sombaopu. Dari arah selatan, pasukan Bone di bawah Arupalaka akan melewati Turatea terus menyerang Sombaopu."
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 5: Digempur Habis-habisaan Prajurit Makassar Pantang Menyerah
"Kemudian pasukan Ternate dan Buton menyusuri pantai dan menyerang daerah tepian samodra itu."
"Sedangkan Speelman bersama armada induknya menyerang dari kapal-kapal perang mereka dari arah barat”, kata prajurit mata-mata itu menjelaskan informasi yang diperolehnya.
“Baiklah, terima kasih atas informasimu dan malam ini juga akan aku sampaikan kepada abangku, Sultan Hasanuddin”. (Ditulis: Akhiyadi) *