haranmerapi.com - Ken Tambakraras dan Sebuah Cinta yang Hilang. Terjadi perbincangan serius tapi santai antara Adipati Menak Pesagi di Panataran dengan kedua anaknya, Sawojajar dan Kudasrenggara.
"Di Kadipaten Panataran ini kan sedang digalakkan kesenian Jathilan Putri? Nah, nanti kalau Nurwitani didhapuk Njathil semua bagian tubuhnya bisa bergerak, membleg-membleg bisa jadi bahan tertawaan penonton. Ha ha ha haaaa...."
Kudasrenggara tertawa menggoda adiknya. Yang digoda hanya tersenyum-senyum. "Kalau Njathil nanti ya jadi Penthul apa Bejer saja," jawabnya kalem.
"Dimas Sawo, sesungguhnya maksud Rama itu bukan begitu. Rama itu hanya ingin mengatakan kalau di Wanamerta sekarang ada janda kembang nan cantik jelita, namanya Ken Tambangraras. Bukankah begitu, Rama?"
Kudasrenggara melempar tanya kepada orang tuanya.
"Betul. Betul sekali apa kata kakakmu itu, Sawojajar," jawab Adipati Menak Pesagi.
"Rama, meski cantik dan mungkin baik hati tapi bukankah Ken Tambangraras itu seorang janda kembang?" kata Sawojajar bukan menolak tapi meragukan.
"Stststtt, meski tidak orisinil tidak apa-apa. Toh ia mantan istri seorang yang linuwih lahir batin, seorang Syeh yang kesalehannya dan segala kebaikannya."
"Tentu masih menjadi bagian penting di dalam diri Ken Tambangraras. Ini berdampak sangat positif bagi keluargamu kelak," kata Adipati Menak Pesagi serius.
Meski sifatnya menasihati anak lelakinya tapi wajahnya nampak begitu nggetem pertanda dia mulai ingin memaksakan kehendaknya.
Karena beliau sangat ingin memiliki anak menantu molek rupawan anak teman seperguruannya dulu.
Lain hari Adipati Menak Pesagi menyuruh Ki Budiman dan Ki Sumbagi sebagai utusannya untuk sowan ke Wanamerta.
Mereka berdua membawa buah tangan yang aduhai besar nilai komersialnya berupa beras 30 dacin, 50 ekor kerbau, 25 ekor itik, dan ayam nyaris tak terhitung banyaknya.