Beliau memang dikenal memiliki jiwa sosial tinggi, selalu memperhatikan kaum fakir miskin.
Hal itu sesuai dengan namanya Al-Qosim, yang berarti orang yang suka memberi harta warisan, rampasan perang, dan sebagainya.
Ajaran Sunan Drajat lebih ditekankan pada kesejahteraan masyarakat berupa kedermawanan, solidaritas, gotong royong, menciptakan kemakmuran, dan pengentasan kemiskinan.
Setelah hal itu terwujud akan lebih mudah untuk memberikan ajaran dan pemahaman tentang Islam.
Dalam menyampaikan ajaran Islam, Sunan Drajat memakai metode dakwah bil-hikmah atau dengan cara-cara yang bijak dan tidak memaksa.
Melaksanakan pengajian-pengajian di masjid, menyelenggarakan pendidikan pesantren, dan memberikan fatwa/petuah untuk berbagai masalah.
Beliau mengajarkan pada muridnya tentang kaidah tidak saling menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan.
"Hindari pembicaraan yang menjelek-jelekkan orang lain, apalagi melakukannya," itulah ajarannya.*