harianmerapi.com - Keberadaan empu sungguh memiliki posisi strategi di kalangan kerajaan. Tak heran jika sosok empu dihormati.
Namun sayangnya, seiring berjalannya waktu, keahlian seorang empu sulit didapatkn, lantaran tak semua dapat diberikan kepada pewarisnya.
Contohnya adalah keahlian Empu Rajekwesi dan Empu Lobang yang tak ada penerusnya. Sehingga terputuslah keturunan kedua empu itu.
Baca Juga: Jejak Pewaris Tangguh Entho-entho 1: Kerajaan Membutuhkan Pusaka untuk Simbol Kebesaran
Hanya Empu Entho Wayang yang mampu mengembangkan keahliannya dan dilanjutkan oleh anak cucu keturunannya hingga sekarang.
"Hanya simbah empu Entho Wayang yang tetap bertahan dan hingga saat ini masih diteruskan oleh keturunannya melanjutkan Tangguh Entho-entho yang menjadi khas kejayaan kasultanan Yogyakarta," ucap Empu Sungkono Arumbrojo di rumahnya di Seyegan.
Menurut Empu Sungkowo Arumbrojo yang merupakan generasi ke-17 dari Empu Supa Majapahit ini, seorang empu memiliki nilai strategis dalam sebuah kerajaan, terkait dengan karya senjata dan pusaka.
Baca Juga: Hidupkan Keteladanan Kartini, Puan Maharani: Jangan Ada Ruang untuk Kekerasan Seksual
Sebuah kerajaan akan memiliki pamor yang disegani oleh kerajaan lain ketika memiliki pusaka-pusaka andal hasil karya dari para empu ternama.
Karya karya Empu misuhur seperti keris Sengkelat, Nogososro Sabuk Inten, keris Joko Piturun, Keris kiai Kopek hingga saat ini masih menjadi bagian dari pusaka kraton.
Sungkono mengakui, tidak selamanya kejayaan para empu mampu melawan bergulirnya waktu.
Begitu juga dengan kejayaan tangguh Entho-entho, kini pun mengalami masa suram, setelah Sultan Hamengku Bowono IX surut.
Baca Juga: Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 4: Sunan Geseng Menggunakan Watu Gajah Tempat Duduk dn Solat
Akhir kekuasaan HB IX menandai terputusnya hubungan antara generasi penerus Empu Supa Winangun dengan kraton.
Semasa HB IX menurut Empu Sungkowo, hubungan tradisi antara ayahnya Empu Jeno Arumbrojo dengan HB IX masih terjalin baik.