kearifan

Syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu 1: Nira Dicetak Jadi Gula Jawa Berubah Emas

Jumat, 22 April 2022 | 20:21 WIB
Ki Cakrajaya kaget ketika cetakan gula dibuka jadi emas (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Ki Petungmlarat adalah orang miskin yang sehari-hari menjadi menyadap nira. Begitulaj awal cerita syiar Islam Kanjeng Sunan di Kedu.

Melihat kesaktian Kanjeng Sunan Kalijaga, ia terpesona lalu menyatakan diri ingin berguru.

Perjalanan hidupnya sebagai santri yang kemudian digelari Sunan Geseng dapat jadi teladan niatnya yang kuat untuk memeluk bahkan menyiarkan Islam.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti: Wanita Masa Kini Memiliki Power Menjadi Pemimpin

Menurut tutur tinular yang telah melegenda, Sunan Geseng adalah seorang mubaligh asal desa Bedug, Bagelen, wilayah Kabupaten Purworejo.

Dia murid yang taat dan setia kepada gurunya, Sunan Kalijaga. Nama aslinya Ki Cakrajaya, seorang penyadap nira.

Karena sangat miskinnya, di desanya dia juga dijuluki Ki Petungmlarat. Namun, dia rajin nglakoni tirakat dan tapabrata, untuk mendalami ngelmu Kejawen-nya, sehingga mampu memiliki kesaktian.

Setiap kali Ki Cakrajaya menyadap nira (nderes - Jw), dia sambil ura-ura (melantunkan tembang) yang bermakna mantra, “Clonthang clanthung wong nderes buntute bumbung, apa gelem apa ora”.

Pada suatu hari, ketika dia memanjat sebuah pohon kelapa untuk menyadap nira sambil ura-ura, di bawahnya ada seseorang yang menegur,

Baca Juga: Janda Cantik Penjual Nasi Pincuk Tak Mau Jadi Budak Nafsu Tentara Jepang, Begini Jadinya ....

”Hai ki sanak, tidak begitu doanya bila mau menyadap nira. Doanya dengan menyebut Asma Allah SWT.”

Kemudian dia berpesan kepadanya, “Bila ki sanak akan melakukan sesuatu pekerjaan awalilah dengan membaca dua kalimat syahadat dan menyebut asma Allah, Bismillahirahmannirahim……”

Kemudian ‘orang asing’ itu diajak singgah ke rumah Ki Cakrajaya. Di rumahnya, tamu itu meminta izin untuk bisa membantu mencetak setangkep gula jawa dengan cetakan tempurung kelapa.

Sebelum berpamitan, tamu itu berpesan kepada Ki Cakrajaya, ”Jangan sekali-kali cetakan gula itu dibuka sebelum saya pergi meninggalkan rumahmu ini.”

Ketika sang tamu telah jauh meninggalkan rumahnya, bergegaslah Ki Cakrajaya membuka cetakan gula jawa itu. Betapa dia terkejut dan terheran-heran, ketika tempurung cetakan gula jawa itu dibuka.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB