harianmerapi.com - Bagi driver ojol yang suka narik pada dini hari, mungkin pernah mendapat pengalaman mistis seperti dalam kisah ini.
Jumadi adalah driver ojol yang lebih senang sehabis jam dua belas malam atau dini hari baru mulai narik, istilahnya ngalong.
Menurutnya lebih enak karena ada poin tambahan, sehingga belum sampai jam satu siang sudah tutup poin, dan selanjutnya bisa istirahat.
Baca Juga: Sering Dijuluki Buah Surga, Bagian Buah dan Daun Tin Miliki Manfaat Kesehatan
Suatu ketika Jumadi dapat order makan malam itu, kurang lebih jam setengah dua. Ia diminta membelikan ayam geprek di daerah Wirobrajan, dan harus diantar di kampung selatan ringroad pojok barat.
Pemesan tertera bernama Mawar. "Cewek?" tukasnya, "Pesan hanya sebungkus ayam geprek dengan nasi."
Kebetulan penjual ayam geprek yang buka hanya malam hari sudah akrab dengannya, karena ia langganan untuk membelikan konsumen lewat ojol.
Makanan selesai dikemas, Jumadi pun meluncur mengikuti petunjuk arah yang ada di HP yang dipasang di holdernya.
Baca Juga: Menanam Harapan di Bulan Penuh Keberkahan
Semula lancar-lancar saja, namun ketika motor belok ke kiri mengikuti pagar beteng bekas kraton Ambarketawang, tiba-tiba Map yang ada di HP menghilang.
Jumadi tak curiga, dekat jembatan Bedog, ia hendak melepas HP tapi tiba-tiba Map muncul kembali. "Huh," lenguhnya, kemudian melanjutkan jalan.
Sampai ringroad, ia kebarat, dan ketika belok kekiri memasuki gang Map kembali menghilang. Ia berhenti sejenak, mencoba mengambil HPnya, tiba-tiba ada telpon masuk, "Halo," tukasnya.
Dan dijawab seorang cewek, "Mas saya ada di depan, majulah sedikit," ternyata di pemesan.
Baca Juga: Menyelamatkan Pusaka Kerajaan Majapahit 3: Perjalanan Masih Jauh, Beristirahat di Bawah Pohon Gayam
Namun ketika maju lampu motor tiba-tiba mati, dan di gang itu gelap tak ada penerangan jalan.