harianmerapi.com - Pada suatu hari Raja Kelanaswandana memanggil semua pejabat kerajaan dan para pendeta.
Ia berkata dirinya siap untuk menghentikan kebiasaan buruknya yang menyukai anak laki-laki jika telah dapat memperistri Dewi Sanggalangit dari Kediri.
Malam sebelumnya ia mengaku mimpi bertemu dengan gadis cantik jelita dalam tidurnya. Menurut para Dewa, gadis itulah yang akan menghentikan kebiasaan buruknya mencumbui anak laki-laki.
Seluruh pejabat dan pendeta pun menyetujui kehendak Raja yang ingin memperistri Dewi Sanggalangit.
Maka ketika mereka mendengar persyaratan yang diajukan Dewi Sanggalagit, mereka tidak merasa gentar karena sanggup untuk memenuhinya.
Seluruh kawula kerajaan, mulai dari para pejabat, seniman, rakyat biasa rela bekerja keras guna memenuhi permintaan Dewi Sanggalangit.
Mendapat dukungan seluruh rakyatnya, maka dalam waktu yang tidak begitu lama Raja Kelanaswandana dapat menyiapkan permintaan Dewi Sanggalangit.
Tinggal binatang berkepala dua yang belum didapat. Patih Pujanggeleng yang sudah bekerja sangat keras mencari binatang itu akhirnya menyerah dan menyatakan ketidaksanggupannya kepada Raja.
“Tidak apa-apa kalau memang tidak sanggup. Soal binatang berkepala dua itu, aku sendiri yang akan mencarinya."
"Sekarang tingkatkan saja kewaspadaan, karena aku mencium ada gelagat kurang baik dari kerajaan tetangga,” kata Raja Kelanaswandana.
“Maksud Baginda?” tanya Patih Pujanggeleng yang tak paham dengan ucapan rajanya.
“Sekarang kau coba menyamar menjadi rakyat biasa, berbaurlah dengan penduduk di pasar dan keramaian lainnya,” perintah Raja Kelanaswandana.