harianmerapi.com - Salah satu pemberontakan besar yang tercatat dalam sejarah dilakukan oleh Kuti tahun 1319.
Kerajaan Majapahit dibuat geger dan nyaris runtuh, karena Kuti dan pasukannya berhasil memasuki kraton.
Namun hadir sang penyelamat, yakni Bekel Bhayangkara bernama Gajah Mada yang sedang berjaga. Ia berhasil menyelamatkan Prabu Sri Jayanegara beserta keluarganya ke rumah Buyut Badander.
Baca Juga: Sri Jayanegara Raja Majapahit 1: Kalagemet Menggantikan Kedudukan Raden Wijaya sebagai Raja
Thok, thok, thok... Gajah Mada mengetuk pintu rumah Buyut Badander yang dengan serta merta membukakan pintu.
“Oh. Kamu Gajah? Ngapain?” tanya orang tua itu.
“Ki Buyut, di Kerajaan datang para pemberontak yang dipimpin Rakrian Kuti. Aku kemari mengajak Sang Prabu dan keluarganya agar mereka bersembunyi di rumahmu. Paham?” kata Gajah Mada.
“Pa pa paham. Ya ya ya, Sang Prabu agar tinggal di rumahku. Tetapi rumahku banyak nyamuknya”, jawab Ki Buyut Badander.
Baca Juga: Sri Jayanegara Raja Majapahit 2: Marah Setelah Lamaran Ditolak Dua Putri Keturunan Raja
“Aaah, jangan repot dengan nyamuk!. Sudahlah Sang Prabu dan keluarganya aku tinggal di sini”.
“He.eh, he.eh, tinggalen!”
“Kanjeng Prabu, untuk sementara bersembunyilah di sini! Aku akan segera menyelesaikan Rakrian Kuti yang mengamuk di Keraton tadi!”, kata Gajah Mada.
“Terima kasih, Gajah. Silakan kamu pergi!”, jawab sang Prabu Sri Jayanegara.
Sejak saat inilah nama Gajah Mada berkibar di lingkungan Kerajaan Majapahit sebagai prajurit yang mumpuni.
Keberhasilan prajurit Majapahit di bawah pimpinan Bekel Bhayangkara Gajah Mada menumpas semua pemberontakan sangat dihargai oleh raja.
Baca Juga: Sri Jayanegara Raja Majapahit 3: Rencana Pemberontakan Diketahui Prajurit Bhayangkara