harianmerapi.com - Serta merta, Suratni dan Murti berlari mendapati besek itu. “Nah…dapat!” seru Suratni. Memang Suratni yang badannya lebih besar dari Murti tentu akan dengan mudah mencapai tempat saat berlari.
Suratni mengangkat besek yang tertutup itu. Dengan penuh semangat, dia membuka tutup besek, berharap ada banyak anak ayam yang akan ditemuinya, karena suara piyek-piyek dari dalam besek itu sangat ramai.
Tapi ketika dibuka….
“Aaaaahhhhh!!!!!!” Suratni menjerit sambil melemparkan besek itu menjauh. Sesuatu horor telah dilihatnya.
Murti yang kaget hanya mampu memandang benda berbentuk bola sebesar kepala orang dewasa menggelinding dari dalam besek itu.
Lebih kagetnya lagi, bola itu memiliki mata, hidung dan mulut yang meringis memperlihatkan gigi-giginya yang runcing. Suara piyek-piyek pun terus keluar dari mulut makhluk ini.
“Ada gundul pringis….” Suratni berteriak. “Ayo, Mur, lari!!!” Suratni meraih tangan Murti dan menariknya. Mengajaknya berlari.
Murti dan Suratni terus berlari, sementara di belakang mereka gundul pringis itu terus menggelinding mengejar mereka.
Nafas mereka tersengal-sengal. Ingin rasanya berhenti berlari, tapi gundul peringis itu terus mengejar.
“Bagaimana ini?” seru Murti ketakutan di tengah nafasnya yang ngos-ngosan.
“Kita lari terus. Nanti di depan, di kali itu kita loncat. Kita bisa, kan tidak terlalu lebar,” jawab
Suratni tak kalah gugup.
Baca Juga: Hobi Mendatangkan Rezeki, Harga Merpati Tomprang Diklaim Bisa Tembus Rp 1 Miliar, Ini Faktanya
Ketika sampai di kali, mereka berdua bersiap-siap meloncat.
Satuuu…
Duaaa…
Tiga…
Hup!!!
Bersamaan keduanya meloncat. Ketika sampai di seberang, mereka menoleh dan melihat gundul pringis itu berhenti di seberang. Tak lama kemudian gundul itu meloncat hendak melompati kali.