harianmerapi.com - Menjalani kuliah kerja nyata (KKN) di daerah pedesaan bagi mahasiswa memang masa-masa yang menyengkan, namun ada kalanya pula mendapat pengalaman horor.
Saya masih ingat kenangan yang menakutkan ini. Saat itu saya sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Gunungkidul.
Layaknya tempat KKN yang lain, kala itu lokasi KKN kami di pedesaan cukup terpencil. Suatu hari saya dan teman yang lain kelaparan. Kami pun memutuskan untuk mencari makan.
Baca Juga: Menanam Harapan Terbaik bagi Orang Beriman di Tengah Badai Kehidupan
Terpaksa Kami harus pergi ke Jalan Wonosari untuk mencari warung pecel lele dengan mengendarai mobil. Perjalanan hampir memakan waktu 30 menit.
Selesai makan kami pulang kembali ke posko. Dalam perjalanan saya dan teman saya, Kikin, berada di paling belakang. Untuk menemani perjalanan, kami berdua lantas ngobrol.
"Nana, di belakang itu ada siapa?"
"Apaan sih, Kin."
"Itu di belakang."
"Apa sih, Kin? Ngga ada apa-apa."
Tapi aku tidak berani untuk menoleh ke belakang, karena takut jika apa yang dikatakan temanku adalah bayangan atau malah penampakan.
Baca Juga: Pengalaman Horor Liburan di Pantai Parangtritis Tercium Bau Anyir dan Dihadang Prajurit Tanpa Kepala
Aku duduk mendekat dengan Kikin untuk mengurangi rasa takut. Dari kaca spion aku bisa melihat sebuah cahaya motor.
"Syukur masih ada motor lewat," kataku.
Sepanjang perjalanan kami kemudian hanya ngobrol ngalur-ngidul. Sesampainya di posko Kikin mangajakku ngobrol.
"Nana, kamu tahu tadi ada yang sandaran sama kamu di jalan?"
"Beneran, Kin?"
"Iya, sekarang masih ngikut."
Hiii, omongan Kikin membuat bulu kudukku berdiri, meski entah benar entah tidak. - Semua nama samaran - (Seperti dikisahkan Inas Lathifah di Koran Merapi) *