harianmerapi.com - Jawaban Tantro bawah dirinya punya cita-cita ingin menjadi tentara, membuat Pak Kasan makin terkesan.
Sebagai seorang pensiunan tentara, Pak Kasan merasa bangga ada anak kecil seperti Tantro yang cerdas dan pekerja keras, ingin menjadi penerusnya.
Selama ini, ada sedikit rasa kecewa di hati Pak Kasan, karena dari ketiga anak kandung tidak ada satu pun yang punya minat di bidang kemiliteran.
Dua anak perempuannya hanya menjadi ibu rumah tangga dari suami yang bekerja sebagai PNS dan satunya di perusahaan swasta.
Sedang anak laki-lakinya yang semua menjadi tumpuan harapan, malah memilih pekerjaan yang jauh berbeda. Yakni menjadi wiraswasta di bidang perdagangan.
Sejak kecil Pak Kasan memang tak pernah mengarahkan anak-anaknya untuk menjadi ini atau itu. Harapannya ada salah satu di antaranya yang tanpa paksaan atau kemauan sendiri ingin menjadi seperti ayahnya. Tapi harapan itu tinggal harapan.
Karena itu, Pak Kasan merasa sangat senang, ketika Tantro ngomong sendiri punya cita-cita ingin menjadi tentara.
Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 2: Rajin Salat dan Belajar karena Ingin Menjadi Orang Kaya
Semangat untuk menciptakan generasi baru pun muncul lagi, meski dia bukan anak kandungnya. Setidaknya, Pak Kasan ingin turut andil dalam upaya Tantro meraih cita-citanya.
Dalam suatu kesempatan pun, Pak Kasan menemui Bu Dipo untuk urusan yang sangat penting.
"Bu Dipo, izinkan saya untuk menganggap Tantro sebagai anak angkat. Boleh ya," kata Pak Kasan.
Mendengar ucapan Pak Kasan, sudah tentu Bu Dipo sangat terkejut.
"Tapi apakah nanti malah tidak merepotkan Bapak?" tanya Bu Dipo setengah tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Tidak mengapa. Saya sudah mantap ingin membiayai Tantro di bidang pendidikan sampai dia lulus nanti.
Jadi Bu Dipo tidak perlu mikir macam-macam. Tantro tetap menjadi anak Bu Dipo, tapi untuk urusan biaya hidup nanti saya yang menanggung," jelas Pak Kasan.