Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 30: Haru Bertemu Anak Kandung yang Lama Terpisahkan
Tiba-tiba icon chat room berkedip lagi. Dengan kesal Febi membuka, isinya “Aku sudah seminggu lebih di ruangan ini, tanpa makan dan minum. Pakaianku basah semua dan aku sangat kedinginan, di sini tidak ada lampu, sekelilingku gelap gulita, mungkin aku akan mati di sini, aku tidak tahan lagi, tolonglah aku”.
Febi lalu berdiri dan marah kepada orang tersebut “Heh! Gue lagi gak main-main ya, Lu itu ganggu banget. Tahu!” Karena kesal diabaikan, Febi menggebrak meja, tapi orang itu tetap diam tidak bereaksi sedikit pun.
Tiba-tiba Febi merasakan ada sesuatu bergerak di sebelah kirinya. Febi merasa ada gerakan samar di balik meja. Ketika Febi menggeser, gandrik! Ada sesuatu yang benar-benar menakutkan terlihat.
Baca Juga: Balas Dendam Dihina Saudara, Pemuda di Bantul Sabet Sepupu Pakai Bendo
Sosok itu jongkok, wajahnya keriput sangat pucat dengan kedua bola mata putih besar melotot. Sosok itu menyeringai memperlihatkan deretan giginya yang tajam.
Febi panik lalu tak ingat apa-apa lagi. Ketika sadar, ia sudah berada di ruangan lain bersama beberapa penjaga. Febi bercerita apa yang baru dialaminya. Ia juga bertanya apakah ada seorang mahasiswa yang bernama Ben.
Salah satu penjaga bercerita, dulu memang ada mahasiswa yang bernama Ben, mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsi. Ia sering memakai komputer kampus di meja nomor 103. Esoknya ia ditemukan petugas sudah dalam kondisi meninggal dunia! (Seperti dikisahkan Afra Nuha di Koran Merapi) *