hidayah

Pernikahan yang Tak Direstui 22: Harta yang Didapat Dengan Mudah Hilang pun Dengan Cepat

Sabtu, 13 November 2021 | 12:15 WIB
Marjina dan Solehati sudah kehilangan segalanya dan harus kembali ke orang tuanya. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi. Semua harta yang didapat dengan mudan dan cepat, maka hilangnya pun akan mudah pula.

Serasa mimpi karena baru kemarin Marjina hidup bahagia bersama suami siri dengan harta melimpah. Namun sekarang yang dihadapi Marjina adalah kenyataan, dirinya sudah tak punya apa-apa lagi.

Hanya Solehati, putrinya yang menjadi satu-satunya harta berharga miliknya.

Baca Juga: Memancing Tengah Malam Sendirian, Ditemani Kuntilanak

Harus kembali ke nol, bahkan mungkin sekarang jadi minus. Begitulah ibaratnya jalan hidup Marjina. Terusir dari rumah kontrakan, satu-satunya tujuan adalah kembali ke rumah orang tuanya.

Sebenarnya ada rasa malu juga, namun mau bagaimana lagi. Tak ada ketrampilan yang bisa dilakukan untuk mencari uang, sementara sumbernya sekarang hilang lenyap entah pergi kemana.

Sengaja dipilih malam hari Marjina pulang, agar tak ada tetangga yang tahu. Tapi hal itu membuat kedua orang tuanya terkejut.

Baca Juga: Pipis di Bawah Pohon Kelengkeng, Disapa Penghuninya

Selama ini yang diketahui Marjina sudah hidup bahagia dengan lelaki pilihannya sendiri. Tapi tiba-tiba putri dan cucunya itu datang ke rumah dengan wajah lusuh.

"Bapak, Ibu, Marjina mau tinggal di sini lagi," kata Marjina lirih.
"Ada apa dengan suamimu, Nak?" tanya Bu Marta penasaran.

"Ceritanya panjang Bu. Sekarang Marjina pengin istirahat dulu. Kasihan juga dengan Solehati, dari siang dia belum makan."

Baca Juga: Tak Percaya Hantu, Anak-anak Badung Kena Batunya

"Astaghfirullah. Kasihan cucuku. Mari sini nak, nanti nenek goreng telur ya untuk makan," kata Bu Marta sambil memeluk dan menciumi cucunya.

Sementara Pak Marta sudah mencium gelagat hal yang tidak baik sedang dialami putri dan cucunya. Namun Pak Marta hanya diam saja, membiarkan Marjina agar tenang lebih dulu.

Meski demikian, tak bisa dipungkiri perasaan Pak Marta ikut hancur. Untuk seorang yang sudah setua Pak Marta, maka masalah yang dihadapi anaknya adalah masalah bagi dirinya juga, yang sangat berpengaruh pada pikiran.

Halaman:

Tags

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB