cerita-misteri

Misteri Sepasang Burung Kenari 2: Terkena Sakit Tapi Bukan Penyakit

Sabtu, 30 Oktober 2021 | 09:00 WIB
Burung kenari yang tak berdosa itu ditembak. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Malam harinya. Ketika sebagian besar teman-teman sekolahnya sedang tekun belajar di ruang belajarnya masing-masing, Ajik sudah nangkring di atas sadel sepedamotor milik Bapaknya.

Kemana perginya, mudah diterka. Dia pasti ke rumah Hino. Mengajaknya menuju pojok Alun-alun kota. Tempat yang dirasa sangat ideal untuk nongkrong berlama-lama. Tidak seperti biasanya, malam itu Ajik tidak banyak bicara.

“Maaf, Nok. Pulang yuk,” ujar Ajik tiba-tiba.
“Apa? Pulang? Masih sore begini, baru jam sepuluh, pulang? Ibumu marah- marah lagi ya? Tapi kalau maumu begitu, ya aku manut saja,” jawab Hino dengan perasaan sangat kecewa.

Baca Juga: Gara-gara Bapak Suka Nonton Video Porno

“Tubuhku tidak enak, sakit. Meriyang. Lain hari begadang sampai pagi, aku ladeni dah,” tutur Ajik.

Apa mau dikata, Ajik benar-benar badannya kurang enak. Mereka berdua pun segera meninggalkan pojok Alun-alun, pulang.

“Aduh, Buk. Badanku meriyang. Greges- greges. Tolong kerokin deh,” pinta Ajik pada Ibunya.

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 30: Hidup Berkecukupan Namun Tak Suka Bermewah-mewah

Bu Wiku, Ibu Ajik, bersegera menyiapkan uang logam dan minyak angin. Tidak lama terlihat garis- garis memerah di punggung Ajik.

“Sudah sana. Untuk tiduran saja. Begitulah kalau orang suka keluyuran di waktu malam,” hardik Bu Wiku.

Baru saja masuk kamar, Ajik berteriak keras. “Lho, Buk. Ini jempol kakiku kok bengkak? Padahal aku tadi cuma ‘nyandhung’ batu sebesar kelereng,” tutur Ajik terbata-bata.

Baca Juga: Topeng Lengger Dusun Kledung 2: Dianggap Sakral, tapi Tari Topeng Bisa Digelar Kapan Saja

Tidak sampai satu jam jempol kaki Ajik sudah membengkak jadi sebesar ketela rambat. Tanpa rasa malu Ajik berteriak-teriak kesakitan.

Dan rasa sakit yang tidak terperikan itu tetap dia rasakan sampai pada keesokan harinya. Pak Wiku, Bapaknya Ajik, mencoba menginterogasi anaknya. Kemana saja perginya seharian kemarin.

Tidak bisa mengelak, Ajik bercerita apa adanya. “Jadi kemarin kamu bolos sekolah ya?! Dan hanya iseng, burung kenari yang tidak berdosa itu kamu tembak. Untung hanya keserempet kakinya. Yah, kamu kena sakit bukan penyakit, Jik,” tutur Pak Wiku marah, jengkel, campur kasihan pada anaknya.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB