HARIAN MERAPI – Pajang Hadiningrat yang didirikan oleh Joko Tingkir, menjadi penerus kejayaan Islam Demak Bintoro.
Joko Tingkir, sang tokoh sakti dari Pengging itu mampu menghentikan perebutan tahta di Demak Bintoro, pasca wafat Kanjeng Sultan Trenggana.
Joko Tingkir yang berhasil menguasai Demak Bintoro, kemudian memindahkan pusat kerajaan ke Pajang.
Baca Juga: Pesan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Kini Bisa 90 Hari Sebelum Keberangkatan
Sementara itu, tlatah Pajang sendiri semula hanya kota kadipaten bawahan Kerajaan Demak Bintoro.
Dalam sejarahnya, Kerajaan Demak Bintoro memang tidak luput dari perebutan kekuasaan di antara para putra pangeran.
Bahkan, pergantian raja sarat dengan intrik di kalangan pangeran yang merasa berhak menduduki tahta Demak Bintoro.
Peperangan menyangkut pergantian raja pada saat itu seolah sudah menjadi siklus, atau perputaran zaman yang tak bisa dihindarkan.
Jika dirunut, peperangan sudah akrab di kalangan para raja atau pangeran sejak zaman Mataram Hindu, dan Majapahit.
Peperangan dengan berbagai bentuknya juga terjadi hingga di zaman modern saat ini. Orang Jawa sering menyebut perputaran atau siklus zaman itu sebagai cakra manggilingan.
Betapa pun Demak Bintoro ditopang sepenuhnya oleh para wali sakti tanpa tanding pada zamannya, tetap saja tak mampu menghindari cakra manggilingan.
Perebutan kekuasaan terjadi di Demak Bintoro, dan melibatkan para putra pangeran, serta tokoh-tokoh sakti lain seperti Joko Tingkir, Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Ageng Penjawi, dan banyak lagi.