HARIAN MERAPI - Gangguan dari bangsa lelembut kerap kali dialami sopir ambulans yang membawa jenazah.
Namun gangguan itu tidak membuat mereka menjadi kapok tapi menjadi salah satu cerita tersendiri di antara para sopir ambulans.
Bagi yang baru sekali menerima pengalaman diganggu bangsa lelembut biasanya akan menjadi cerita tersendiri dan tak terlupakan.
Baca Juga: Kembang Laruk 48: Pocong tertua, berkain hitam, dan tingginya 7 kali manusia!
Seperti yang dialami oleh sebut nama Arman. Ia mendapat gangguan tingkah usil dari para lembut sejak dari keberangkatan hingga kepulangan mengantar jenazah.
Cerita bermula dari suatu hari Arman diminta untuk mengantar jenazah ke daerah Pemalang Jawa Tengah. Sebenarnya Arman ini bukanlah relawan sopir ambulans jenazah. Ia bekerja di showroom mobil bekas di Jakarta.
Namun karena para relawan tidak ada yang dapat mengantar sehingga dia yang menggantikannya.
Siang itu saat sedang menunggu show room mobil bekas, Arman mendapat telepon dari kakaknya dan diminta untuk mengantar jenazah ke Pemalang. Sebuah mobil ambulans dari yayasan keagamaan sudah siap.
Demi kemanusiaan Arman pun bersedia untuk mengantar jenazah itu sendirian tentu ada ditemani pihak keluarga sebagai penunjuk jalan.
Gangguan kali pertama dialami saat persiapan mengantar jenazah di rumah sakit. Saat memeriksa kendaraan sebelum berangkat, bahunya ada orang yang menepuk.
"Semula tahunya orang tua dari jenazah yang menepuk bahu untuk memberi kode segera berangkat," kata dia.
Tapi saat menengok ke belakang yang ada hanya jenazah. Orang tua jenazah ternyata masih berbincang di luar mobil.
Akhirnya, ia pun berangkat mengantar jenazah ke rumahnya, pemberangkatan sekitar pukul 12.30 wib. Rombongan pertama mobil jenazah yang didalamnya ada orang tua jenazah. Dan rombongan kedua sanak saudara yang mengendarai mobil lain.