Diperjalanan pulang ini lah peristiwa-peristiwa mistis dialaminya, yang membuatnya hampir menangis karena terkesan bertubi dan seakan tidak ada ujung selesai.
Saat melewati jalan menanjak kendaraan tidak kuat padahal tidak ada muatan. Engsel pintu belakang juga bunyi-bunyi saja. Gigi sudah diturunkan tidak juga mau mengangkat.
Lampu kendaraan pun tiba-tiba mati bersamaan dengan laju kendaraan yang mundur dan seakan menabrak sesuatu di belakang. Pintu belakang kendaraan ambulan pun terbuka.
Saat Arman bersama menutup sungguh terkejut di belakang itu terlihat perempuan berbaju putih dengan rambut terjuntai. Tidak ada kata-kata yang terucap.
Arman tahu yang menumpang itu kuntilanak. Untuk kali ini ia membiarkan dan berusaha tidak takut dengan hantu itu dengan menutup pelan pintu sambil berujar untuk tidak mengganggu dan dipersilahkan jika akan menumpang.
Usai kejadian itu ambulan kembali melaju. Perut lapar Arman pun memanggil karena tadi belum sempat makan, hanya beberapa cemilan atau makanan basah untuk mengganjal perut.
Ditengah perjalanan dilihatnya ada pasar malam dengan keramaian yang sangat. Tanpa curiga iapun menghentikan laju kendaraan untuk jajan makanan, seperti bakso atau apa saja yang hangat untuk mengisi perut.
Pasar itu ramai, banyak warga hilir mudik. Mereka berpakaian tradisional, anak-anak, ibu, orang tua bahkan kakek dan nenek
Di sebuah warung dia berhenti dan menanyakan pada seorang ibu jalan menuju ke Pemalang karena dari tadi melaju belum juga sampai jalan besar. Ibu itu yang sedang berbelanja hanya menunjukkan ke arah tertentu dengan tangannya. Ia tidak berkata - kata.
Arman sadar bahwa pasar malam yang ditemui adalah pasar lelembut, makanya segera dia berlalu untuk menjauh. Sesampai di mobil segera dia melaju mengegas kendaraanya menjauh.
Di tengah perjalanan perutnya terus memanggil, maka saat ada warung buka dia menepi untuk membelinya. Tetapi ia pun kembali diusili oleh lelembut, warung yang buka itu berpenerangan lampu minyak dengan penjual pusat pasi dan tidak berkata kata.
Iya urung untuk berhenti selanjutnya melaju kembali hingga kemudian di suatu perempatan dia menemukan warung yang dirasa manusia. Saat itu sudah pukul 04.00 pagi dan azan subuh di hp-nya berbunyi.
Seorang ibu menghampirinya dan menanyakan dari mana dan akan menuju ke mana dengan mobil ambulan jenazah itu.
Arman menjawab pernyataan ibu itu dan ibu itu pun mengelus dada dan meminta untuk berdoa dan shalat dahulu di masjid setempat untuk lantas kembali melanjutkan perjalanan.
Arman lemas dengan nasib yang di alami. Dia merasa sudah menolong orang tetapi mendapat usil dari lelembut. Di masjid itupun rupanya dia bertemu dengan orang-orang di Dusun yang jenazahnya diantar semalam.
