HARIAN MERAPI - Bagi sebagian masyarakat Indonesia khususnya orang-orang Jawa banyak memanfaatkan waktu-waktu tertentu untuk mencari berkah dalam menggapai cita-cita kehidupan.
Seperti pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa sering dilakukan nyadran dengan berziarah dan berdoa untuk arwah leluhur yang telah meninggal dunia.
"Dengan ziarah kita akan mengenal asal-usul (sangkan paraning dumadi) dan mengenang asal usul nenek moyang yang telah melahirkan dan merawat kita menjadi manusia yang memiliki budi pekerti luhur," ujar Tamar, panggilan akrab Safrudin Tamar saat berbincang dengan Harian Merapi, Minggu (26/2/2023).
Baca Juga: Paranormal Safrudin Tamar, atasi masalah rumah tangga, asmara sampai ekonomi
Selain itu, di bulan Ruwah juga banyak dimanfaatkan orang-orang untuk mencari keberkahan dengan hidup agar selalu diberikan badan yang sehat dan dijauhkan dari malapetaka.
Meski begitu ada saja orang merasa memiliki beban kehidupan yang dihadapi baik masalah rezeki, jodoh sampai penyakit yang diderita baik fisik maupun non fisik.
Hal itu terjadi salah satunya karena hidupnya kurang berkah yang menyebabkan masalah datang bertubi-tubi.
Baca Juga: Kirab Budaya warnai peringatan pindah Kantor Desa Kepuharjo, usai erupsi Gunung Merapi
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut tidak semua orang dapat menyelesaikan seorang diri dan membutuhkan bantuan orang lain.
Seperti sebagian besar tamu atau pasien yang datang ke paranormal dan ahli metafisika Safrudin Tamar di Padepokan Semar Banyuurip di Dusun Banyuurip Kalurahan Jatimulyo Kapanewon Dlingo Bantul karena permasalahan hidup yang dihadapinya dirasa sangat berat.
"Saya bersyukur masih dipercaya banyak orang untuk ikut menyelesaikan segala permasalahan dan persoalan hidup yang dihadapi," terang Tamar yang diketahui sebagai cucu almarhum Ki Narto Wiryo, abdi dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.*