kearifan

Kyai Ageng Karotangan yang makamnya di kompleks ‘Pasarean Agung Paremono’ Kabupaten Magelang, konon juga merupakan leluhur Mataram

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 16:45 WIB
Cungkup Makam BRA Kleting Kuning I ( MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - ‘Astonoluhur Paremono’ merupakan makam kuna kerabat Kyai Ageng Karotangan yang berada di kompleks ‘Pasarean Agung Paremono’ desa Paremono Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Di sini ada delapan buah makam yang terletak disamping cungkup.

Salah satu makam berukuran besar di sebelah barat, di luar cungkup adalah makam Kyai Ageng Karotangan.

Empat makam lainnya berada di dalam cungkup. Di luar bangunan cungkup ada puluhan makam kuna. Yang dimakamkan di dalam cungkup ini adalah Patih Sindurejo I dan keluarganya.

Baca Juga: KPK Selesai Periksa Bupati Pati Sudewo Sebagai Saksi Kasus DJKA

Di sebelah timur cungkup adalah makam BRA Kleting Kuning dan kerabat dekat dari trah Kyai Ageng Karotangan. Di sebelah selatannya ada makam Kyai Jomblang.

Pasarean Agung Paremono telah diberi ‘tetenger’ oleh Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta Hadiningrat yang ditandatangani Pengageng, Dra. GKR Koes Moertiyah Wandansari, M. Pd., pada tanggal 25 Ruwah 1952 Be atau 1 Mei 2019.

Catatan sejarah dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun oleh R. Widodo S. Pd, bersama pengurus makam lainnya, Kyai Ageng Karotangan ketika kanak-kanak bernama Bagus Bancer. Dia adik kandung Kyai Ageng Pemanahan yang nama kecilnya Bagus Kacung.

Tahun kelahirannya diperkirakan antara tahun 1431 - 1481 M. Mereka putra pasangan Nyi Ageng Henis dengan Kyai Ageng Henis, cucu Kyai Ageng Sela. Masa kecil Bagus Bancer berada di Sela, di daerah Purwodadi Grobogan.

Baca Juga: Ikuti Yudisium, 38 Mahasiswa UCY Dinyatakan Lulus Prodi Ilmu Hukum

Watak dan kepribadiannya oleh sang kakek dididik dengan sangat disiplin, terutama ilmu agama dan tata susila. Salah satu ajaran sang kakek adalah ‘Pepali Kyai Ageng Sela’, yaitu ajaran kata-kata hikmah berupa wejangan berbudi luhur.

Sang kakek memerintahkan Bagus Bancer untuk memperdalam agama Islam kepada Sunan Ampel. Kakaknya, Bagus Kacung lebih tertarik mempelajari ilmu pemerintahan bersama Ki Penjawi dan Ki juru Mertani di Kasultanan Demak. Di Laweyan itulah Kyai Ageng Henis dan anaknya Bagus Bancer menyebarkan agama Islam.

Sementara itu Bagus Kacung, Ki Penjawi dan Ki Juru Mertani menjadi tamtama di Kasultanan Pajang.

Bagus Bancer menerima ajaran moral dari Sunan Ampel yang sangat terkenal yaitu ‘Moh Lima’, artinya moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat dan moh madon. (‘moh’ atau ‘emoh’ artinya ‘tidak mau’).

Baca Juga: Tim PkM UMBY dan Universitas Tabanan beri pelatihan pembuatan sabun mandi berbahan minyak kelapa di Kenteng Karangmojo Gunungkidul

Ajaran ini oleh Bagus Bancer disempurnakan menjadi falsafah ‘Hidup Sempurna Tanpa Cacat’. Setelah dewasa Bagus Bancer menyiarkan agama Islam dan menolak jabatan di Kasultanan Pajang.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB