HARIAN MERAPI - Masuk surga menjadi tujuan dari orang mukmin. Sejumlah syarat harus dipenuhi agar masuk surga. Diantaranya adalah sifat sombong.
Maka itu dalam ajaran Islam diperintahkan untuk tidak sombong dan meninggalkan kesombongan.
Orang yang sombong akan merugi baik di dunia dan di akhirat.
Sopan santun dengan tidak sombong ini antara lain diajarkan dalam kitab Durratun Nasihin pada pelajaran ke 42.
Disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak dibersihkan dan tidak pula dilihat oleh - Nya dan bagi mereka itu siksa yang besar atau pedih.
Mereka ini adalah 1 orang tua yang zina atau melacur, 2 raja yang dusta dan 3 orang fakir yang sombong. (HR Muslim).
Hadis lain juga menyampaikan, "Tidak akan masuk surga seorang yang dalam hatinya ada sebiji dzarrah dari kesombongan. (HR. Muslim)
Tak di hadis yang lain menyebutkan “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim)
Sangat jelas di sini bahwa sifat sombong itu menjadi tutup penghalang dari surga dan karena sesungguhnya sifat takabur itu memisahkan antara seorang hamba dari akhlak orang-orang yang beriman semuanya sedang akhlak itu adalah merupakan pintu surga.
Lantas apa salah satu ciri orang yang tawaduk, yang merendahkan diri atau dalam artian dia tidak sombong.
Baca Juga: Inilah zat mikronutrien yang sangat dibutuhkan ibu hami, berikut manfaatnya
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah bersabda termasuk tanda tawadhu atau merendahkan diri ialah seorang laki-laki yang mau minum sisa saudaranya, dan tidaklah seorang laki-laki yang minum sisa saudaranya kecuali ditulis baginya 70 kebagusan dan dihapus dari padanya 70 kejahatan bahkan diangkat ke derajat yang paling tinggi.
Salah satu kisah seorang pemimpin yang tawadhu dan tidak sombong adalah kisah dari Umar bin Khattab yang pergi ke negeri Syam bersama pembantunya bergantian naik onta.
Umar naik unta dan pembantunya memegangi tali untanya serta berjalan satu farsakh atau sekitar 3 mil kemudian Umar turun dan pembantunya naik unta kira-kira 1 farsakh atau 3 mil kemudian turun.