HARIAN MERAPI - Masyarakat diimbau untuk berhati-hati ketika menerima informasi soal air rebusan daun yang bisa membersihkan ginjal.
Karena bisa jadi air rebusan daun yang katanya sebagai minuman pembersih ginjal justru berbaya bagi ginjal.
Demikian diingatkan dokter spesialis urologi Sigit Sholichin, Sp.U, FICRS saat ditemui usai acara diskusi transplantasi ginjal di Jakarta, pada Selasa.
Baca Juga: Timnas Putri Indonesia Kontra Pakistan Malam Ini, Bisakah Garuda Pertiwi Pesta Gol?
Ia mengingatkan bahaya dari air rebusan daun yang kerap dianggap bisa sebagai obat "minuman pembersih" ginjal.
"Malah berbahaya justru. Obat-obatan dari daun apa direbus gitu, karena itu bisa justru menjadi satu material atau satu komponen yang nefrotoksik bisa meracuni ginjal," kata dr Sigit Sholichin, Sp.U, FICRS .
Dokter spesialis lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan bahwa tanpa pemahaman takaran hingga pengujian atau riset yang jelas terutama terkait efek sampingnya dalam kandungan air rebusan itu justru berisiko merusak bagi ginjal.
"Jadi kalau daun direbus, satu daun, satu lembarnya ukuran berapa, airnya berapa, berapa lama, kan ada dosisnya. Takutnya malah itu menjadi satu kandungan yang berlebihan, justru merusak ginjal," ujar dia.
Gagal ginjal terbesar, kata dokter Sigit, karena hipertensi dan diabetes. Namun, obat-obatan juga sebagai salah satu dari penyebab terjadinya gagal ginjal.
Dokter yang berpraktik di RSU Bunda Jakarta itu menambahkan bahwa mengonsumsi obat pereda nyeri secara berlebih menjadi pemicu merusak ginjal.
"Ada satu pasien gagal ginjal usia 28 tahun masih muda. Ternyata dia ada satu keluhan nyeri kepala yang kronik dan mengonsumsi obat-obat untuk meredakan nyeri kepala dalam jangka panjang, yang akhirnya membuat ginjalnya rusak," kata dia.
Sebenarnya, lanjut dokter Sigit, obat-obatan seperti penahan sakit itu tidak boleh diminum selama dua minggu berturut-turut.
Menurut dia, jika mengalami sakit kepala tidak hilang-hilang meski sudah mengonsumsi obat perlu diperiksa lebih lanjut.