Benarkah minuman kemasan pemicu penyakit ginjal, begini penjelasan ahli

photo author
- Rabu, 28 Mei 2025 | 11:00 WIB
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Eka Laksmi Hidayati, Sp.A, Subsp.Nefro(K) dalam wawancara bersama ANTARA di Gedung IDAI, Jakarta, Selasa, (27/5/2025).  (ANTARA/Fitra Ashari)
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Eka Laksmi Hidayati, Sp.A, Subsp.Nefro(K) dalam wawancara bersama ANTARA di Gedung IDAI, Jakarta, Selasa, (27/5/2025). (ANTARA/Fitra Ashari)



HARIAN MERAPI - Selama ini ada anggapan di masyarakat bahwa minuman kemasan memicu penyakit ginjal. Benarkah ?


Menurut ahli, minuman kemasan bukanlah pemicu utama penyakit ginjal, apalagi minuman tersebut telah melewati izin.


Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Eka Laksmi Hidayati, Sp.A, Subsp.Nefro(K) mengatakan minuman berperasa dalam kemasan bukan menjadi pemicu utama rusaknya fungsi ginjal.

Baca Juga: Tangkap Pengedar Narkotika, Polres Sukoharjo Amankan 1 Kilogram Sabu Senilai Miliaran Rupiah

“Kalau minuman yang memang sudah dikeluarkan izinnya, minuman-minuman pabrik itu sebetulnya tidak secara langsung berdampak terhadap fungsi ginjal, semua harus melewati obesitas itu tadi,” kata Eka dalam wawancara bersama ANTARA di Gedung IDAI, Jakarta, Selasa.

Eka mengatakan penyakit ginjal merupakan faktor genetik yang pencetusnya belum bisa diketahui secara pasti namun bisa diperiksa secara detail.

Penyakit ginjal juga bisa didapat dari bawaan sejak dalam kandungan, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan risiko penyakit ginjal kronik.

Penyakit ginjal juga merupakan penyakit yang dipicu karena adanya penyakit metabolik lain seperti hipertensi, dan obesitas.

Baca Juga: Ramalan zodiak Aries besok Kamis 29 Mei 2025 soal cinta dan karir, kehidupan cinta Anda dalam cahaya yang sama sekali baru

Minuman berpemanis dalam kemasan bisa menyebabkan penyakit ginjal jika terindikasi adanya cemaran melalui penelitian sampel. Namun memeriksa sampel dengan orang yang terpapar minuman berperasa yang tercemar akan sulit, jika tidak ada kejadian dalam skala besar.

Sementara itu, Eka mengatakan obesitas bisa menyebabkan meningkatnya risiko untuk terjadinya diabetes dan hipertensi, yang nantinya bisa menyebabkan kerusakan ginjal.

Kebiasaan malas bergerak pada anak juga bisa memicu munculnya obesitas yang nantinya dapat berdampak pada rusaknya fungsi ginjal.

Selain itu, Eka juga mengatakan menjaga gaya hidup dengan bergerak aktif dan menjaga asupan cairan dapat menjaga fungsi ginjal tetap terjaga.

Baca Juga: Hasil Survei Mei 2025, Warga Puas dengan Kinerja Polisi Tindak Premanisme

Sementara jika anak mengalami gejala muntah-muntah hebat hingga kekurangan cairan maka segera diperiksakan ke dokter.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X