Ki Sugiono mengatakan, pada dasarnya tosan aji keris, tombak, atau patrem, bisa punya nilai ekonomi tinggi karena tiga hal, yaitu dapur, pamor, dan tangguh.
Dia menjelaskan, ketiga aspek dari tosan aji seperti dapur, pamor, dan tangguh, harus bisa dilihat jelas dan tidak meragukan.
"Misalnya pamor wos wutah, harus bisa dilihat dan dipastikan tanpa keraguan, baik dari motif maupun bahan pamornya. Demikian juga dengan dapur dan tangguh harus jelas," kata Ki Sugiono.
Lepas dari nilai ekonomi, tosan aji keris, tombak, dan patrem, juga diakui masih menjadi benda pusaka yang dipercaya punya daya mistis atau tuah gaib.
Baca Juga: Kuota Haji DIY 1446 Hijriah Sebanyak 3.147 Orang
Seringkali pula orang mencari pusaka keris, tombak, atau patrem, karena alasan tuah gaibnya. Sedangkan, nlai ekonomi dikesampingkan.
Menurut Ki Sugiono, pada umumnya seseorang memang mencari pusaka tosan aji karena faktor gaibnya.
Namun demikian, dia mengingatkan agar seseorang juga bisa memahami arti dan makna tosan aji keris, tombak, atau patrem.
Ki Sugiono menekankan, bahwa semua unsur dari sebilah keris punya makna yang terkait pula dengan aspek filosofi atau daya sugesti.
Baca Juga: Timnas U-20 Jalani Tes Psikologi untuk Kenali Kepribadian Pemain
"Semua unsur baik dapur, tangguh, dan pamor, serta makna filosofi keris atau tosan aji apapun harus singkron dengan pemiliknya," kata Ki Sugiono.
Karena itu, menurut Ki Sugiono, orang Jawa dulu akan menyesuaikan jenis pusaka seperti keris yang akan dimiliki dengan wetonnya.
Namun, hal demikian tentu saja berbeda dengan seseorang yang mencari pusaka sebagai komoditas.
Baca Juga: PT Sri Rejeki Isman Tbk menunjuk kuasa hukum baru, ini alasannya...
"Sebagai benda ekonomi, tosan aji keris, tombak, dan patrem, harus punya kualitas bagus dari aspek dapur, tangguh, dan pamor," pungkas Ki Sugiono. *