HARIAN MERAPI - Sebuah cerita misteri tentang uang arisan pengajian ibu-ibu yang hilang Rp 100 ribu.
Saat ditanyakan pada 'orang pintar', katanya uang yang hilang itu dicuri tuyul.
Benarkah ada tuyul yang mencuri uang atau hanya sekadar cerita misteri?
Baca Juga: Ruwat Alas Opak Tuju Bulan di Tamanmartani Sleman
Setiap malem Senin, jamaah pengajian ibu-ibu di wilayah Bantul usai salat Isya' mengikuti ceramah dari ustadz dan dilanjutkan dengan arisan.
Tidak seberapa besar nominalnya, namun dapat menjadi perekat dan pemacu untuk berangkat ke pengajian.
Ny. Marni (semua nama samaran) adalah yang dipercaya menjadi pencatat arisan, karena selain teliti dan ‘greteh’ atau tidak segan mengingatkan ibu-ibu kalau sudah waktunya arisan.
Ia dibantu Ny. Suti dan Ny. Iyah, agar jangan sampai ada salah hitung termasuk jika harus melakukan pengembalian. Tapi pada malem Senin Kliwon minggu lalu, ternyata uang arisan kurang Rp 100 ribu.
Walau telah dicari di balik mukena maupun sajadah di antara para ibu-ibu peserta arisan, uang tetap tidak ketemu. Padahal semua sudah membayar dan dicatat denga tertib.
Akhirnya diambilkan uang kas untuk menggantinya. Uang kas tersebut dikumpulkan berasal dari infaq mereka yang mendapat arisan.
Baca Juga: Cerita misteri ketika Minuk menunggu kekasih di jembatan Gondolayu pada malam hari, ini yang terjadi
Sehingga kehilangan uang dapat diatasi dan arisanpun selesai. Ibu-ibu jamaah pengajian itu pun pulang ke rumah masing-masing.
Ketika malam itu ibu-ibu yang lain sudah nyenyak tidur, tidak demikian halnya bagi Ny. Iyah. Ia bermimpi didatangi seseorang sampai tiga kali yang menyuruhnya untuk mengembalikan uang.
Ia jadi bingung, uang siapa dan yang harus dikembalikan. Apalagi ia juga benar-benar tidak mengambil uang arisan sore harinya.
Sepulang dari Salat berjamaah Subuh di masjid, Ny. Iyah bermaksud memasak air di dapur. Merasa aneh dan agak terkejut, teryata di dekat bak air ia mendapati dua lipatan uang lima puluh ribuan.