HARIAN MERAPI - Menelisik Makam petilasan Kyai Candrabumi di Candimulyo Magelang 2, konon masih putra Trah Keturunan Raja Paku Buwana II.
Nama Candrabumi sebagai nama samaran dalam pengembaraannya, agar dapat lebih dekat dengan rakyat dan bisa melindungi rakyat dari penindasan penjajah Belanda.
Berdasarkan petunjuk gaib yang diterima Pak Sadjijo ini, Dra. Suyami, M.Hum., salah seorang peneliti dari Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta pernah melacak sejarah Kyai Candrabumi ke ‘Tepas Darah Dalem’ Karaton Ngayogyakarta.
Dalam tulisannya berjudul ‘Mitos Kyai Candrabumi: Kajian Nilai Magis Religius bagi Masyarakat pendukungnya,’ yang dimuat dalam buku Seri Sejarah dan Budaya ‘Patra Widya’ yang diterbitkan Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, Juni 2003.
Dia menyebutkan, pihak karaton memberikan penjelasan bahwa nama Candrabumi tidak dikenal di Karaton Yogyakarta.
Namun nama ‘Gusti Amat’ memang ada yaitu nama lain dari Gusti Pangeran Harya Suryaningalaga, putra tunggal Sultan Hamengku Buwana V yang lahir dari permaisuri.
Namun dia lahir setelah ayahandanya yaitu Sultan Hamengku Buwana V wafat. Dan pihak karaton telah terlanjur mengangkat adik Hamengku Buwana V yang bernama Raden Mas Mustojo sebagai Hamengku Buwana VI.
Dan setelah Hamengku Buwana VI wafat, yang diangkat sebagai Hamengku Buwana VII yaitu putra Hamengku Buwana VI.
Baca Juga: Cerita misteri perempuan berkebaya putih 1, bikin merinding komputer dan AC tiba-tiba mati sendiri
Dalam ‘Serat Raja Putra Ngayogyakarta Hadiningrat’ juga ditulis, bila Gusti Pangeran Harya Suryaningalaga dibuang ke Menado (“kendhang Menadho”).
Namun tidak ada keterangan atau informasi yang jelas kapan dia dibuang, kapan dan di mana wafatnya, serta di mana makamnya.
Meski belum diketahui dengan pasti asal-usul Eyang Kyai Candrabumi, berdasarkan informasi dari Karaton Ngayogyakarta tersebut, bisa ditafsirkan bila Eyang Kyai Candrabumi bukanlah orang biasa.
Mungkin dialah yang bernama Gusti Amat, yang keluar dari karaton untuk meneruskan perjuangan P. Diponegoro dan sebagai wakil atau wali dari Sultan Hamengku Buana V, ayahanda Gusti Amat.
Juru kunci makam patilasan Eyang Kyai Candrabumi, Banari, menuturkan dalam acara Nyadran beberapa tahun yang lalu pernah dihadiri R.M. Asmodipuro, abdi dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat bagian Kaprajan,