Sosok kepala itu menggelinding ke arah Pak Sastro, seolah hendak mengejarnya. Beruntung, salah satu warga kampung yang merupakan tetangga Pak Sastro muncul dari arah berlawanan hendak ke tempat saudaranya di seberang desa.
“Makane ojo reko-reko nyekel pitik maghrib-maghrib, opo maneh cedak kuburan. Kui muk asline gundul pringis,” kata tetangganya setelah Pak Sastro menceritakan peristiwa barusan.
Sejak saat itu, Pak Sastro tak pernah lagi menangkap ayam alas sembarangan. (Seperti dikisahkan Isti Rofiah di Koran Merapi) *