HARIAN MERAPI - Kisah cerita horor setan gosong korban kerusuhan 98.
Saat diajak ke mal, Aldi yang masih berusia 4 tahun malah ketakutan. Apa sih yang dilihat Aldi di Mal?
Pusat perbelanjaan atau mal yang terletak di daerah Klender, Jakarta Timur pada tahun 1998 mengalami tragedi kebakaran akibat terjadinya kerusuhan 98 berupa aksi demo masyarakat.
Baca Juga: Launching buku antologi puisi berjudul Semburat Asa dilaksanakan saat Wisuda Purna Siswa SMP Musixta
Mungkin, bukan hanya mal saja tempat yang terkena imbas dari kerusuhn pada masa itu. Setelah terjadinya kebakaran, mal tersebut kembali dibangun dengan nama yang berbeda.
Sebab kejadian itu, mal tersebut menjadi tempat yang dipenuhi dengan berbagai misteri dan hantu tak kasat mata. Seperti halnya yang dialami Aldi, ketika ia masih berumur empat tahun.
Pusat Perbelanjaan selesai dibangun kembali, banyak warga-warga bisa kembali berbelanja. Aldi, diajak oleh keluarga nya untuk mengunjungi mal yang baru saja selesai dibangun.
Diajaknya Aldi ke mal untuk sekadar berbelanja, sialnya, Aldi yang masih kecil itu melihat berbagai makhluk dengan kulit hitam gosong, banjir memenuhi mal.
Karena anak kecil tidak tahu apa-apa, Aldi bicara kepada Orangtuanya tentang apa yang dilihat nya di depan pintu masuk.
"Mama. Banyak orang gosong yah di tempat ini," kata Aldi menjelaskan.
Kedua Orangtua Aldi kebingungan, karena disini sama sekali tidak ada orang seperti yang digambarkan anaknya itu. Namun karena merasa Aldi hanya berimajinasi dan ngada-ngada, Orangtuanya tidak menghiraukan perkataannya.
Baca Juga: Memahami fenomena agresivitas anak-anak dan remaja: mereka belajar dari lingkungan sosialnya
Mereka tetap melanjutkan niat awalnya untuk berbelanja. Mereka langsung pergi lantai yang penuh dengan mainan anak-anak kecil. Namun sayangnya, baru saja selesai mereka menaiki tangga, Aldi sudah nangis kejer.
"Kamu kenapa, sayang?" tanya Ibunda Aldi.
"Aku gak mau. Orang-orang di sini mukanya pada hancur, Mah. Mereka nangis minta tolong semua, Aldi takut," katanya yang masih menangis sesenggukan.
"Pulang mah, pulang," pinta Aldi kepada ibundanya.
