HARIAN MERAPI - Pancuran Sempor di Padukuhan Durenan, Tridadi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tak pernah sepi peziarah.
Kendati riwayat Pancuran Sempor di Tridadi Sleman ini belum terungkap, namun banyak orang datang untuk melakukan tirakat.
Peziarah atau pelaku tirakat yang datang ke Pancuran Sempor ini tidak hanya dari Sleman. Namun juga dari Surakarta, Klaten, dan Surabaya.
"Mereka tahu Pancuran Sempor ini dari mulut ke mulut," kata Satriyo Woko, warga setempat yang setiap hari menjaga kebersihan lokasi keramat tersebut, Minggu (4/6/2023).
Menurut Satriyo Woko, tak ada juru kunci di Pancuran Sempor ini. Mereka yang datang untuk tirakat melakukannya sesuai cara dan kepercayaannya masing-masing.
Tak diketahui sejak kapan Pancuran Sempor ini menjadi tempat tirakat. Warga hanya tahu sejak nenek moyang tempat tersebut sudah dianggap keramat.
Baca Juga: Bedug Masjid Agung Surakarta Dipercaya Bertuah, Bisa Memberi Pertanda Gaib Keberuntungan
Pancuran Sempor merupakan sumber air atau mata air yang muncul di bawah Pohon Gayam. Alirannya cukup deras mengalir ke dua arah.
Warga membuatkannya saluran dari pipa paralon, agar airnya bisa lebih mudah digunakan.
Pancuran Sempor ini mengalir tepat dari tebing Kali Sempor Padukuhan Beteng Durenan. Keberadaannya saat ini makin terawat dan bersih.
Tak heran, peziarah merasa betah berada di kompleks Pancuran Sempor. Tempatnya sejuk dan teduh karena masih ada pohon beringin tua yang tinggi menjulang.
Baca Juga: Doa Mustajab Sunan Kalijaga, Kidung Rumeksa Ing Wengi, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia
Keberadaan pohon beringin tua itu pula yang membuat kawasan Pancuran Sempor tampak keramat.
Akarnya yang panjang menjuntai nyaris menyentuh tanah. Sementara itu batang pohonnya di bagian bawah berongga, menjadi tempat meletakkan sesaji.