HARIAN MERAPI - Di puncak kejayaan sebagai Raja Singasari, Ken Arok mulai diterpa karma.
Ketika kekuasaan sudah di tangan terkadang manusia lupa perjalanan hidupnya, dan mulai neko-neko.
Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok pun mulai redup.
Ketika kekuasaan dipegang kuat oleh Ken Arok, ia pun lalu mengawini wanita lain bernama Ken Umang meski sudah ada Ken Dedes.
Baca Juga: Inilah aplikasi yang bisa digunakan untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan
Badai kehidupan di keluarga besar kerajaan Singasari mulai muncul.
Anak Ken Dedes hasil dari perkawinan dengan Adipati Tunggul Ametung yang saat itu berusia tujuh bulan di kandungan, kini sudah dewasa, Ia bernama Anusapati.
Anusapati sebagai anak raja merasa ada yang aneh dengan perlakuan Ken Arok kepada dirinya.
Ken Arok lebih perhatian dengan anak-anak dari Ken Umang
Keadaan ini membuat Anusapati kemudian menemui ibunya, Ken Dedes untuk menanyakan status dirinya sebagai putra raja.
Dikutip dari beberapa literasi sejarah yang dirangkum harianmerapi.com, disebutkan bahwa Ken Dedes awalnya diam seribu bahasa menyimpan rahasia masa lalu.
Namun Anusapati terus mendesak dan sebagai wanita sekaligus seorang ibu tak kuasa menyimpan rahasia hubungan dirinya dengan Ken Arok serta peristiwa terbunuhnya Tunggul Ametung.
Ini awal prahara kekuasaan Ken Arok mulai redup dan mulai menimbulkan konflik dan badai kehidupan.
Baca Juga: Tips agar penyandang diabetes tetap aman saat berpuasa
Ken Dedes menceritakan semua perjalanan hidup hingga pembunuhan terhadap Tunggul Ametung, yang merupakan ayah kandung Anusapati. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok.
Apakah kejujuran Ken Dedes ini karena cemburu Ken Arok lebih perhatian kepada istri selirnya Ken Umang? Yang jelas prahara perebutan kekuasan Singasari mulai terjadi.
Apakah ini karma bagi Ken Arok yang berpolitik keji? yang pasti dalam kisah sejarah ini Anusapati menuntut balas pati dan menginginkan tahta kerajaan yang dulu direbut Ken Arok dari ayahnya Tunggul Ametung yang ketika itu masih bernama Tumapel.