HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman horor Biru menunggu rumah kuna yang ditinggal Pakdenya.
Kebetulan saat itu malam Jumat Kliwon
Dan ternyata lelembut penunggu rumah kuna itu minta sesajen.
“Run, tolong jagain rumahku ya. Aku bersama mbokdemu akan ke Salatiga dua hari”, ujar Pakde Gondo kepada Birun, purunan kesayangannya.
“Siap, Pakde! Jangan lupa oleh-olehnya. Enting- enting gepuk”, jawab Birun setengah bercanda.
Birun bukannya tidak tahu, jika rumah Pakdenya yang ‘njenggarang’, besar dan kuna itu angker.
Ada penunggunya. Namun menurut Pakdenya, penunggu rumah kuna tersebut baik perangainya. Tidak suka mengganggu.
Kebetulan malam itu adalah malam Jumat Kliwon.
Menjelang tengah malam, Birun, anak muda pemberani itu bersiap- siap akan tidur.
Belum lima menit rebahan di dipan, telinga Birun mendengar suara pintu depan diketuk lima kali.
Birun mahfum. Yang mengetuk pintu itu bukan manusia. Itu adalah isyarat bahwa lelembut penghuni rumah tersebut minta disediakan jatah.
Pakde Gondo kerap bercerita, jika setiap malam Jumat Kliwon, dia selalu menyediakan jatah atau sesajen untuk lelembut penghuni rumah tersebut.
Sesajen atau jatahnya tidak ‘neka- neka’.