Cukup sederhana dan mudah didapat, yaitu sebatang rokok siyong, segelas air putih, dan sebungkus kembang setaman.
“Aduh! Pakde agaknya lupa menyediakan jatah buat dia nih”, kata Birun dalam hati.
Karena tidak tahu, rokok siyong disimpan dimana, Birun lalu hanya menyediakan segelas air putih dan sebatang rokok kretek miliknya.
Tanpa sebungkus kembang setaman dan sebatang rokok siyong.
“Semoga saja dia nurut”, gumam Birun sambil rebahan kembali di dipan.
Belum lagi sepuluh menit rebahan, kembali terdengar pintu depan di ketuk lima kali.
Birun acuh saja. Seakan tidak mendengar ketukan tersebut.
Malah menutup matanya rapat-rapat dengan harapan cepat tertidur.
Harapan Birun meleset. Matanya sulit sekali terpejam.
Dan setiap sepuluh menit sekali, pintu depan tersebut diketuk lima kali.
Dan itu berlangsung sepanjang malam.
Ketukan baru berhenti, tidak terdengar kembali, manakala sudah terdengar azan Subuh.
“Pakde, sampeyan lupa menyediakan rokok siyong ya? Saya yang jadi kurban. Semalaman saya tidak bisa tidur."