Pekerjaan membabat hutan di daerah Kedu ini sampai wilayah yang sekarang disebut Wates di Magelang. Tempat ini sebagai batas Bagus Bancer membuka hutan.
Julukan Kyai Ageng Karotangan ini karena dalam babat alas dia hanya dengan menggunakan tangan (bahasa Jawanya, ‘karo tangan’). Konon, menurut kisahnya, ketika dia merasakan kedua tangannya pegel-pegel, Kyai Ageng Karotangan beristirahat.
Sambil istirahat dia memijat (nge-meg-meg) kedua tangannya. Setelah dipijat rasa pegalnya hilang. Untuk mengenang kejadian itu maka dia menamakan tempat itu ‘Megelang’ maknanya ‘dimeg-meg pegele ilang,’ dan akhirnya menjadi Magelang. (Amat Sukandar/Koran Merapi) *