Kekeramatan makam petilasan Kyai Candrabumi di Magelang, serdadu Belanda tak mengetahui keberadaan warga Dusun Podosoko

photo author
- Minggu, 27 Juli 2025 | 06:45 WIB
Hewan penguripan dari peziarah makam petilasan Kyai Candrabumi (MERAPI-AMAT SUKANDAR)
Hewan penguripan dari peziarah makam petilasan Kyai Candrabumi (MERAPI-AMAT SUKANDAR)

Karena peziarah menganggap dan sangat yakin kalau Kyai Candrabumi adalah orang suci yang dekat dengan Allah SWT.

Para peziarah yang telah terkabul doa permohonannya, selaras dengan nadar-nya, dalam acara Nyadran tahun berikutnya akan datang lagi dengan membawa barang yang dinadarkan.

Ada yang membawa kewan penguripan berupa kambing atau ayam, juga ada yang membawa sedekah makanan atau uang.

Semua itu sebagai kewajiban yang harus dilunasi selaras dengan nadar-nya. Hewan dan uang dari para peziarah tersebut dimanfaatkan oleh desa untuk membangun kompleks makam, sarana prasarana makam, atau untuk pembangunan desa. Sedangkan sedekah makanan dibagikan kepada warga masyarakat.

Nyadran di makam petilasan Kyai Candrabumi tahun ini diselenggarakan pada hari Senin Pon, tanggal 11 Ruwah 1958 Je atau 10 Pebruari 2025 M. Acara Sadranan ini dengan siraman rohani oleh Kyai Abdul Kholiq dari desa Sedayu, Muntilan, dan membaca Doa Tahlil bersama.

Acara ini dihadiri para pejabat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Candimulyo, kepala desa dan perangkat desa, tokoh masyarakat dan undangan lainnya. (Amat Sukandar/Koran Merapi) *




Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X