HARIAN MERAPI - Sebagai seorang dalang, Ki Mas Lurah Cermo Radyo Harsono tentu pernah mengalami banyak pengalaman mistis.
Pengalaman yang sampai kini masih membekas dalam kenangannya, ketika Ki Radyo Harsono mendalang pada acara peresmian sebuah Wihara Buddha di Trowulan, Jawa Timur.
Ada pengalaman yang aneh dalam hajatan besar tersebut. Sebelum dia melaksanakan pagelaran wayang kulit dengan lakon Sesaji Rajasuya , di Trowulan dan sekitarnya turun hujan deras.
Setelah hujan mereda, pagelaran wayang kulit pun dimulai. Di antara umat Buddha yang menonton, ada seseorang yang kesurupan menghampiri perjalanan Ki Radyo Harsono ke tempat pagelaran.
Anehnya, orang tersebut dalam menyalami mengucapkan kata-kata bahasa Jawa yang dirasa aneh oleh Ki Radyo Harsono.
Mangga Raden Wijaya , mangga Raden Wijaya ., demikian diucapkan berulang kali dengan sikap seperti mangayubagya kedatangan seorang raja.
Mengalami keadaan aneh seperti ini, Ki Radyo Harsono perasaannya menjadi bingung sendiri.
Dan dalam melaksanakan pagelaran semua nara pradangga atau penabuh gamelan juga merasa antara sadar dan tidak sadar.
Sehingga pertunjukan wayang kulit yang digelarnya menjadi tidak beraturan. Namun dia bersyukur, karena pagelaran itu bisa dipungkasi dengan selamat.
Kira-kira seminggu dari peristiwa itu, ada orang yang datang ke rumahnya dengan membawa sebilah keris kuno supaya dimahari.
Keris tersebut dengan tangguh Majapahit, berdapur jalak sinom dan berpamor nggajih .
Melihat keris yang tergolong baik itu, Ki Radyo langsung memberinya mahar yang tidak mahal. Keris tersebut sampai kini masih disimpan dan dirawatnya.