Cerita hidayah pengalaman hidup pelaku maksiat 1, diingatkan sang anak yang bisu dan tuli

photo author
- Sabtu, 1 Maret 2025 | 04:10 WIB
Ilustrasi Cerita hidayah pengalaman hidup pelaku maksiat 1, diingatkan sang anaknya yang bisu dan tuli (Sibhe)
Ilustrasi Cerita hidayah pengalaman hidup pelaku maksiat 1, diingatkan sang anaknya yang bisu dan tuli (Sibhe)

Melihat kejadian itu Bagyo tak kuasa menangis dalam waktu yang cuku lama. Lalu Marwoto berdiri dan menghapus air mata sang ayah sambil tak lupa mencium kepala dan tangannya sambil berkata dengan isyarat yang kira-kira artinya: “Salatlah wahai bapakku sebelum kamu diletakkan dalam tanah dan menjadi jaminan azab.”

Demi Allah Yang Maha Besar, Bagyo dalam keadaan bingung (hilang akal) dan takut. Sungguh, tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu Wata’ala.

Maka Bagyo segera menghidupkan lampu-lampu rumah semuanya sambil diikuti Marwoto dari kamar ke kamar dengan melihat ayahnya penuh keheranan.
“Tinggalkanlah lampu-lampu itu, mari kita pergi ke masjid.”

“Tidak, kita salat di rumah kita saja,“ kata Bagyo.

Marwoto pun masih menolak ajakan ayahnya, karena dia hanya ingin pergi ke masjid. Dan Bagyo akhirnya pergi ke sana meski dalam keadaan takut sekali. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X