Kesenian ‘Jaran Kepang Papat’ yang ditampilkan dalam Saparan Merti Dusun Mantran Wetan sudah melewati empat generasi

photo author
- Sabtu, 14 September 2024 | 20:00 WIB
Kesenian Jaran Kepang Papat               (MERAPI-AMAT SUKANDAR)
Kesenian Jaran Kepang Papat (MERAPI-AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Warga dusun Mantran Wetan selain menggelar tradisi Saparan Merti Dusun di Kaki Gunung Andong Kabupten Magelang, juga melaksanakan acara ritual tradisional lainnya yaitu Nyadran Kali Curah pada bulan Rejeb.

Dalam acara ini warga dusun juga menyajikan ingkung ayam dalam acara kenduri Rejeban. Selamatan Ruwahan dan Muludan juga dilaksanakan di dusun Mantran Wetan.

Namun pada acara ini warga tidak menyajikan ingkung ayam, tetapi cukup dengan membuat sate ayam dalam kelengkapan lauk-pauk kenduri.

 

Di antara acara-acara selamatan tersebut, menurut sesepuh dusun dan tokoh seniman
Supadi Haryanto, acara merti dusun Saparan-lah yang paling diutamakan.

Suasana di dusun Mantran Wetan pada acara Saparan ini lebih meriah dan lebih ramai dibandingkan suasana pada Hari Raya Idul Fitri. Karena dalam Saparan ini warga dusun ini mengundang sanak saudara yang bertempat tinggal di luar dusun, bahkan di luar daerah.

“Acara ini sebagai ajang silaturahmi untuk lebih mempererat tali persaudaraan di antara warga,” jelas Supadi. “Disamping itu, Saparan merti dusun ini juga bisa memberi semangat dalam bekerja,” tambahnya.

Artinya, warga di sini yang bermatapencaharian utama sebagai petani menjadi lebih giat dalam bertani.

 

Kesenian ‘Jaran Kepang Papat’, menurut penuturan Sunoto, pewaris dan sesepuh kesenian
Jaran Kepang Papat, kesenian ini peninggalan kakeknya, mbah Atmo Paridjan, yang meninggal
dunia beberapa tahun yang lalu dalam usia 120 tahun.

Kesenian ini sudah berusia lebih dari seratus tahun atau empat generasi. Pentas kesenian jaran kepang yang pemainnya hanya empat orang ini masih bernuansa mistis dan magis.

Setiap pementasan harus disediakan sesaji lengkap yang terdiri dari jajan pasar, kembang mawar, rokok, pisang, minuman teh dan kopi. Sehingga setiap kali pentas pemainnya bisa cepat kesurupan oleh roh leluhur dusun tersebut.

Sesaji ini menjadi ‘santapan’ roh para leluhur lewat mediator salah seorang pemain jaran kepang yang sedang ‘trance’ (kesurupan) ketika menari. Pak Noto menjelaskan, kesenian Jaran Kepang Papat pada jaman dahulu menjadi ‘klangenan’ atau kesukaan para leluhur dusun Mantran Wetan.

Baca Juga: Mencicipi martabak piring di Medan, berikut menu, lokasi dan jam bukanya

Disamping dipentaskan dalam acara merti dusun, kesenian Jaran Kepang Papat juga sering
digelar di rumah orang yang mempunyai nadar untuk nanggap kesenian ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X